Home Start Back Next End
  
19
tadashi  dalam  buku  sekentei  no  kouzou.  Inoue 
mengatakan  bahwa  bahasa  Jepang
merupakan cermin dari konsep uchi dan soto (showa54:72-73).
Dalam
rumah Jepang
untuk
memasuki
rumah terlebih dahulu kita
melewati
genkan.
Genkan
menandakan adanya
perbedaan
antara
uchi
dan
soto.
Hal
tersebut
dikatakan
bahwa
lingkungan
dalam
yang
bersih
tidak
boleh
tercampur
dengan
lingkungan
luar
yang
kotor.
Teori-teori
tentang
“kekotoran”
dan
“kebersihan” itu
adalah
sebuah
sistem
klasifikasi
yang
berhubungan dengan
teori-teori
tentang
“kekotoran”
dan
“kebersihan”
yang
dipertahankan lebih
dalam,
seperti
telah
dijelaskan
oleh
Mary
Douglas
(1970)
di
dalam
masyarakat Jepang
perbedaan
antara
uchi
dan
soto
adalah
sebuah
contoh
dari
bagian
sistem
klasifikasi
yang
dipertahankan
begitu
dalam
(Understanding Japanese
Society:44). Dan teori tentang
“kekotoran” dan
“kebersihan” juga dijelaskan oleh
Emiko
Ohnuki-Tierney (1984:Chapter2), Emiko
menjelaskan
bahwa
lingkungan
luar
dianggap
kotor
karena
di
lingkungan
tersebut
adalah
tempat
kuman-kuman berada.
Ketika
orang
luar 
masuk 
ke 
dalam 
lingkungannya  konsep 
tentang 
“kekotoran” 
langsung
terekspresikan. Lingkungan
luar
itu
adalah
tempat
dimana
orang
luar
berada,
Emiko
menambahkan
orang-orang
dari
lingkungan
tersebut
dikatakan
hitogomi yang
artinya
kedengaran seperti
“manusia kotor atau sampah” akan tetapi arti
dari
ungkapan tersebut
yaitu orang banyak di luar lingkungannya (Understanding Japanese Society:44).
Dalam kamon kita dapat
melihatnya pada kereta, kuil, pedang,
hiasan
gedung atau
rumah,
lampion,
lambang
perusahaan, perhiasan,
pakaian
dan
lain-lain.
Dari
barang-
barang tersebut kita dapat
melihat penerapan konsep
uchi dan soto. Seseorang dibedakan
darimana mereka
berasal,
apakah
mereka
dari
anggota
keluarga Kaisar,
samurai,
pedagang, pegawai kantor, maupun keluarganya.
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter