Home Start Back Next End
  
18
Festival dan perayaan
yang dirayakan di
kuil
dijadikan sebagai penandaan yang
tepat
dalam
kalender
orang
Jepang
untuk
menandai
pergantian
musim
di
Jepang.  
Di
samping itu, festival
juga digunakan sebagai sarana hiburan bagi masyarakat itu sendiri.
Setelah
Perang
Dunia
kedua,
Jepang
mengalami perubahan
pesat
dalam
penyebaran penduduk dan struktur komunitas
tradisional. Perubahan
ini secara
langsung
maupun
tidak
langsung
telah
mempengaruhi  
bentuk
dari
matsuri.
Walaupun
banyak
dari
pola-pola tradisional
yang
masih
dipertahankan,
tetapi
dalam pelaksanaannya lebih
berpusat
pada
hubungan
antar
manusia.
Sedangkan hubungan
antara
manusia
dengan
dewa makin dikesampingkan. (Kodansha 1994:530).
Salah satu bentuk dari praktek Shinto adalah
matsuri.
Ada banyak matsuri yang
masih dirayakan di
Jepang setiap
tahunnya.
Dari
sekian banyak
matsuri
yang
dirayakan
di
Jepang,
penulis
membatasinya, yaitu
dengan
membahas
dua
festival
khusus
yang
mempunyai hubungan
erat. Kedua
festival
itu
adalah
festival 
Tango
no
Sekku
(???
??)
dan
festival
Hinamatsuri
(????)
yang
akan
penulis
bahas
dalam
skripsi
ini.
Kedua festival ini dirayakan khusus setiap tahunnya secara meriah hingga saat ini.
2.3 Tango
no
Sekku
Dalam kalender perayaan tahunan di Jepang, setiap
tanggal 5
Mei
anak
laki-laki
merayakan
festival Tango
no
Sekku
(?????)
atau
lebih dikenal  sebagai hari anak-
anak Kodomo no Hi (????).
Tango
no Sekku
(
?? ? ?? )
merupakan 
perayaan 
bagi  
anak  
laki 
-
laki 
di 
Jepang. 
Perayaan 
ini  
sudah    dilakukan  
di  
negeri  
matahari 
terbit  
itu
sejak     
tahun     
1948,     
dan     
dinyatakan     
sebagai     
hari     
libur     
nasional.
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter