8
shin tao pada abad ke 8 sebelum Masehi. ( Robinson, 2001 )
Menurut
Kodansha
(1994:126)
Japan: An Illustrated
Encyclopedia. Kata
Shinto
ditulis dengan dua karater Cina, yaitu:
The word Shinto is written with two Chinese characters; the first, shin (Ch: shen),
is also used to write the native Japanese term kami (numinous entity or
divinity); the second, to (Ch: dao or tao),
is also used to write the native word
michi (way).
Kata
Shinto
ditulis
dalam
dua
karakter Cina.
Pertama adalah
shin
?(dalam
bahasa
Cina
dibaca
shen),
artinya
adalah
Dewa
atau
Tuhan,
yang
dalam bahasa
Jepangnya disebut
dengan
kami.
Kedua
adalah
to
(dalam
bahasa
Cina
dibaca
dao atau tao),
yang dalam bahasa Jepang ditulis dengan kanji michi
?, artinya
adalah jalan.
Jadi
kata
Shinto
(??)
artinya
adalah
Jalan
menuju
Tuhan
atau
The
Way of
the
Gods. (Kuroda Toshio, 1976:10)
Seorang
sejarawan Jepang
Maruyama
Masao
(1972),
dalam
bukunya
Rekishi
Shisoshi mengatakan
bahwa
dia
percaya
bahwa
proses
berpikir
yang
ditemukan
dalam
mitos
Kojiki
dan
Nihon
shoki
terus
hadir
dalam
bentuk
lapisan
sosial
kuno,
Shinto
bersama-sama dengan masyarakat Jepang berusaha untuk bertahan.
Dalam
buku Hijiri
to
zoku
no katto
(1975), Hori Ichiro
mengatakan
bahwa
Shinto adalah dasar utama dari kebudayaan Jepang. Sebuah otonomi dasar yang berubah
dan berasimilasi dengan unsur variasi budaya yang diambil dari luar.
Dalam bukunya
Tomonroku,
Motoori Norinaga
(1779),
mengatakan
bahwa
segala
unsur
budaya dari
segala
zaman,
bahkan
Budha
dan
Konfusius
secara
umum
adalah Shinto pada saat itu (1777-1779).
Walaupun
orang
mengatakan
bahwa
Shinto
sama
saja
seperti
Budha
dan
Tao,
tetapi Shinto adalah sesuatu yang lebih mendalam. Shinto adalah hasrat budaya atau
|