24
matsuri
tentang arti dan alasan diadakannya
matsuri
tersebut. Isi doa tersebut adalah
ungkapan terima kasih,
minta berkah atau perlindungan kepada dewa,
memperingati
acara keagamaan dan juga doa-doa yang diperuntukkan pada seseorang.
Upacara
doa
yang
dibacakan
atau dibawakan
di Kuil oleh pendeta Shinto
dalam
bahasa
Jepang
klasik,
yang
dapat
di
mengerti
berdasarkan bahasa
yang
berlaku,
namun
bahasa
tersebut
tidak
di
mengerti
oleh
orang-orang Jepang
masa
sekarang,
kecuali
oleh
orang
yang
secara
khusus
mempelajari mengenai
bahasa
Jepang klasik.
Pada Jepang
jaman purbakala, sebuah catatan sejarah besar dan catatan penting
lainnya ditulis dengan
indah, seperti dengan puisi berirama.
Tujuan penulisan puisi
berirama
itu
adalah
untuk
memudahkan
penyebarannya sampai
ke
generasi
anak
cucu.
Doa juga diciptakan
irama dengan
tujuan untuk
menimbulkan perasaan
mistik
dalam
tata
cara
berbicara
dengan
dewa.
Hal
itu
telah
diwariskan sejak
jaman
purbakala, yang akan terus disebarkan secara
utuh sampai pada
generasi
yang akan
datang.
Dalam
aturan
yang berlaku, doa
harus dibuka dengan kata-kata pujian terhadap
dewa,
merujuk
pada
sejarah
ritual
khusus
dari
festival
atau
kesempatan yang
telah
diamati
sejak
dulu,
mengungkapkan perasaan
berterimakasih
pada
dewa,
membuat
laporan
atau
permohonan
kepada
dewa,
menyebutkan satu
demi
satu
persembahan
yang
telah
diberikan
pada
dewa,
sesuai dengan
yang diberikan,
memberikan status
dan
nama dari orang yang menyampaikan doa, dan terakhir
menambahkan beberapa
kata-kata
perpisahan
sebagai
rasa
hormat
dan
pengagungan.
Doa
yang
dibacakan
pada saat pemakaman
ditujukan
pada roh orang
yang telah
meninggal
sebagai
wujud
pesan tanda turut berduka cita atau belasungkawa.
Hal
itu dinyatakan
|