22
??
?
?
?
? ??
?????
??????????
Makanan dan sake yang dipersembahkan untuk dewa. (Pane,1998:12).
Ritual
minimum
yang
harus
dilakukan
adalah
pemberian
persembahan kepada
dewa
secara
berkala.
Secara
ideal,
hal
ini
baiknya
dilakukan setiap
hari.
Dalam
peristiwa khusus, pemberian persembahan dilakukan sebanyak dua
kali
dalam
sehari.
Bila kegiatan sederhana
itu
sampai dilalaikan, maka
hal
itu
dipercaya
dapat
membuat
dewa,
terutama
roh
leluhur
menjadi
marah
dan
tidak
senang
dengan
hal
itu.
Sebagai
akibatnya
ketidakberuntungan akan
sering
terjadi
dalam
kehidupan
seseorang yang lalai menjalani kewajiban memberikan persembahan kepada dewa.
Dalam
Kuil
menjelang
perayaan
peristiwa
penting,
persembahan memiliki
persiapan
yang cukup rumit, khususnya pada perayaan
festival
tahunan. Tetapi, baik
di
Kuil
besar
atau
di
Kuil
kecil,
tata
cara
dalam
mempersiapkan persembahan
ditentukan
berdasarkan peraturan
Kuil
yang
ada.
Umumnya
dalam
hal
itu,
telah
dipersiapkan ruangan dengan desain khusus yang telah disucikan terlebih dahulu.
Pemberian
persembahan biasanya
disesuaikan
dengan
tradisi
kuno,
seperti
persembahan yang
paling
sederhana
berupa:
beras,
garam,
air,
atau
ranting
sakaki
(pohon
suci
dalam
kepercayaan
Shinto, biasanya
digunakan
untuk
haraigushi).
Pemberian
persembahan
berupa
potongan
bunga
juga
sering
ditemui,
terutama
di
pinggir
jalan
Kuil.
Namun
dalam
kehidupan biasa,
pemberian
persembahan
disesuaikan dengan apa yang ingin diberikan oleh orang yang memberi
persembahan.
Ada empat
macam bentuk barang yang biasanya diberikan dalam persembahan
tersebut:
uang,
makanan
dan
minuman,
materi,
dan
objek
yang
dijadikan
sebagai
simbol. Pemberian berupa uang diberikan dengan cara
melemparkan koin ke dalam
|