21
Dalam
kepercayaannya, masyarakat Jepang
kuno
percaya
bahwa
air
laut
lebih
berpotensi
untuk
menyucikan
diri
dibandingkan dengan air
sungai. Setelah
mereka
menyucikan tempat
upacara
dan
diri
mereka
sendiri,
kemudian
mereka
akan
dapat
menyambut kedatangan dewa.
Pada
matsuri,
anggota
masyarakat
diharuskan untuk
istirahat
dari
pekerjaan
sehari-hari
untuk beberapa
waktu dan
ikut berpartisipasi dalam
ritual
suci.
Bekerja
dan
bermalas-malasan dilarang
pada
hari
matsuri
tersebut
diselenggarakan.
Dan
peserta
matsuri juga dianjurkan
untuk
membersihkan diri sesering
mungkin, dengan
cara
mandi,
keramas
dan
lain
sebagainya. Bahkan
ada
juga
masyarakat
yang
membangun
pondok-pondok
untuk
dihuni
selama
beberapa
waktu
dengan
tujuan
agar
terpisah
dari
kehidupan
sehari-hari. Partisipasi
dari
setiap
masyarakat
merupakan
hal yang
sangat
penting
untuk
mempererat
kesatuan
komunitas
dan
untuk memelihara ketentraman dalam masyarakat.
Pelaksanaan
monoimi
dilakukan
oleh
peserta
matsuri
dan
juga
oleh
pendeta
yang
memimpin
pelaksanaan matsuri.
Bagi
pendeta
yang
memimpin
matsuri
diwajibkan
untuk
melakukan
monoimi
dengan
cara
tinggal
di
Kuil.
Hal
tersebut
dilakukan
untuk
memastikan bahwa pendeta
tersebut
memiliki tubuh dan
jiwa
yang
bersih/ suci sebelum memimpin matsuri.
Ada
bentuk
lain
dari
penyucian,
yaitu
penyucian dengan
air
disebut
dengan
misogi. Upacara
penyucian
satu
bangsa
atau
seluruh
dunia
disebut
dengan
oharai
atau penyucian besar.
B. Shinsen (Persembahan)
Berikut ini adalah definisi mengenai shinzen yang dikutip oleh Pane (1998) :
|