20
Monoimi
atau
pensucian
diri
merupakan
suatu
gerbang
simbolis
dimana
para
peserta
matsuri
meninggalkan
kegiatan
keduniawiannya (ke)
untuk
mulai
masuk
ke
dalam
dunia
matsuri
(hare).
Monoimi harus
dilakukan
saat
mendekati
hari
diselenggarakannya matsuri,
karena
dalam
menjalani
matsuri
seseorang
harus
dijauhkan
dalam
hal-hal
yang
bersifat
kotor.
Hal
ini
dilakukan
sebelum matsuri
diadakan
dengan
maksud
untuk
membersihkan
diri
dari
dosa dan
hal-hal
kotor
dalam
tubuh
dan
pikiran
manusia.
Ritual
penyucian diri
ini
pada
beberapa
tahun
terakhir
telah
mengalami
banyak
penyederhanaan.
Pada
masa
sebelum
memasuki
zaman
modern, seseorang tidak diperkenankan untuk
mengikuti matsuri
jika
mereka
belum melalui proses penyucian diri.
Masyarakat
Jepang
masih
mempercayai tentang
konsep
tercemar
yang
dibagi
dalam
makhluk
yang
telah
disucikan
dan
upacara
penyucian, manusia
biasa
dan
ketidaksucian
manusia.
Makhluk
yang
telah
disucikan
dalam
hal ini termaksud
dalam
golongan para dewa dan para roh,
sedangkan
makhluk
yang belum disucikan
adalah jiwa-jiwa manusia yang baru
meninggal. Bagi
masyarakat Jepang, jiwa orang
yang
baru
meninggal dianggap
dalam
keadaan
tercemar, karena
bagi
mereka
kematian
merupakan
hal
yang
bersifat
cemar.
Biasanya
untuk
menyucikan
jiwa
orang
yang
baru
meninggal, dilakukan
berbagai
upacara
sebagai
syarat
untuk
penyucian.
Masyarakat Jepang jaman kuno
juga percaya bahwa
mereka
harus
menyucikan
tempat
upacara dilangsungkan dan
membersihkan diri
mereka sendiri dengan
mandi
di sungai atau di laut. Tindakan dari penyucian diri ini disebut dengan misogi.
|