![]() 222
Lalu
dengan
mencoba
memasukkan
nilai
t
dimana
t*
(
t*
-
1)
tidak
melebihi
nilai
0,21.
Didapat nilai
t
yang
paling
optimal adalah
1.
Hal
ini
berarti
bahwa
dalam
melakukan pemesanan periode
yang
digunakan
adalah
setiap
satu
minggu
sekali
dimana besar pemesanan adalah untuk memenuhi permintaan satu minggu tersebut.
Tabel 5.116 Perhitungan MRP Crispy dengan Metode POQ
Part No : Cr
Description : Crispy
BOM UOM : Kg
On-hand : 640
Lead Time : 1
Order Policy : POQ
Safety Stock : 600
Lot Size : 10
Periode
Past Due
1
2
3
4
5
6
Gross Requirement
549.6
552
452.64
552
443.52
518.88
Schedule Receipts
0
0
0
0
0
0
PAB 1
90.4
-151.6
-44.24
-146.24
-39.76
-118.64
Net Requirement
309.6
551.6
444.24
546.24
439.76
518.64
Planned Order Receipts
310
560
450
550
440
520
Planned Order Release
310
560
450
550
440
520
0
PAB 2
640
400.4
408.4
405.76
403.76
400.24
401.36
Perhitungan biayanya :
Biaya Pesan = 6 x Rp 10000,- = Rp 60.000 ,-
Biaya Simpan = Jumlah PAB 2 selama periode x Rp 186 ,75
=
2419 ,92 x Rp 186 ,75 = Rp 451.920 ,06
Total Biaya = Biaya Pesan + Biaya Simpan = Rp 511.920 ,06
Ternyata
setelah
dilakukan
perhitungan biaya,
teknik
lotting
LFL
dan
POQ
memberikan perhitungan biaya
yang paling
minimum. Oleh karena
itu
maka
digunakan
teknik lotting LFL dalam perhitungan MRP crispy.
|