77
Dari
hasil
analisis
jawaban
responden,
seluruh
mahasisawa
semester
enam telah
mempelajari Irai
Hyougen (Tabel 3.8) dan hampir seluruh
mahasiswa
yang
menjadi
responden (91,43%)
mengetahui pengertian Irai
(Tabel 3.9 dan
gambar 3.1), dan
82,86% mahasiswa mengetahui kapan pemakaian Irai (Tabel 3.10 dan gambar 3.2).
Pada gambar 3.3 dan
tabel 3.11, dapat dilihat bahwa 25,71%
mahasiswa
memahami
Irai Hyougen dengan baik karena 20% mahasiswa mengerti konteks situasi ujaran,
2,86%
mahasiswa
belajar
sendiri,
2,86%
mahasiswa
diajari
oleh teman.
Kemudian,
mahasiswa
yang
tidak memahami
Irai
Hyougen
sebanyak
74,29%
dikarenakan
25,71%
mahasiswa tidak mengerti konteks situasi ujaran, 2,86% mahasiswa karena jarang
menggunakan, 2,86% mahasiswa bingung kapan dipakai, dan 2,86% mahasiswa karena
lupa.
Pada
gambar
3.4,
dapat
dilihat
bahwa
mahasiswa
yang
tidak
memahami
Irai
Hyougen,
5,71%
merasa
kesulitan
terhadap
konteks/
situasi
dalam
Irai,
8,57%
merasa
kesulitan
dalam menentukan
kedudukan
pembicara
dan
lawan
bicara,
22,86%
merasa
kesulitan
dalam penggunaan
struktur
kalimat Irai,
11,43%
merasa
sulit
mengingat
dan
mengerti
Irai,
11,43%
merasa
bingung
terhadap
Irai,
5,71%
menjawab
tidak
tahu
dan
8,57% tidak menjawab.
Penulis
menyimpulkan
bahwa
rata-rata
mahasiswa
benar
dalam menjawab
soal
di
setiap kode, namun dalam soal angket, banyak mahasiswa yang salah menjawab dalam
soal
angket
nomor
10
(wacana
dengan
level
lawan
bicara
0),
dimana
dalam angket
penulis
meminta
mahasiswa
untuk
menentukan siapakah pembicara dan pendengar dan
penulis tidak memberikan situasinya, dan dapat dikatakan bahwa mereka masih kurang
memahami
Irai
dalam struktur
kalimat
Irai
berdasarkan
level
lawan
bicara
0,
yaitu
wacana dengan struktur Irai Hyougen yang biasa atau standart.
|