Start Back Next End
  
3
seperti pilihan pakaian, begitu pula terhadap perilaku yang lebih beresiko
atau perilaku antisosial (Berndt, 1979).
Selain itu Hurlock (1994) menjelaskan bahwa kebutuhan untuk
diterima dalam kelompok sebaya menyebabkan remaja dapat melakukan
perubahan dalam sikap dan perilaku sesuai dengan perilaku anggota
kelompok teman sebaya. Hubungan teman sebaya dengan konformitas teman
sebaya dapat diteliti dalam hal sejauh mana remaja merasa nyaman di dalam
suatu kelompok, dan juga  seberapa besar seseorang disukai atau diterima
oleh teman sebaya (Grinman, 2002). Sedangkan pendapat lain mengatakan
bahwa kohesivitas kelompok juga merupakan salah satu yang mempengaruhi
tingkat konformitas didalam suatu kelompok. Semakin kohesif suatu
kelompok, maka semakin besar kemungkinan terjadinya konformitas
(Rakhmat, 2001). Pendapat ini sekaligus menjelaskan mengapa kebanyakan
remaja lebih suka menerima pengaruh sosial dari teman sebaya atau orang
yang mereka senangi dan kagumi (Handayani, 2000).
Berdasarkan konsep di
atas, keadaan dimana remaja memiliki
kebutuhan untuk menyesuaikan dengan teman sebaya mereka dalam suatu
kelompok pertemanan. Dapat dikatakan bahwa remaja tersebut sedang
melakukan sebuah perilaku yang disebut dengan konformitas teman sebaya
atau peer conformity.
Konformitas  yang cukup kuat tidak jarang juga membuat remaja
sebagai individu, melakukan sesuatu yang merusak atau melanggar norma
sosial. Demikian pula bila anggota kelompok mencoba meminum alkohol,
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter