Start Back Next End
  
6
Tetapi jika kita pahami kembali uraian di atas, konformitas teman
sebaya tidak selalu terjadi untuk hal-hal ataupun perilaku yang berujung pada
kenakalan remaja (Fuhrmann, 1990). Hal ini karena semua itu tergantung
pada individu yang melakukannya, konformitas bisa dilakukan untuk hal-hal
yang bersifat positif seperti belajar kelompok bersama, maupun aktif dalam
organisasi siswa di sekolah. Faktor internal atau personal seorang individu
sangat memainkan peranan penting dalam menentukan perilaku seseorang
(Pudjijogyanti 1985).
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Sukmawati, dkk (2009)
menunjukan bahwa adanya hubungan linear antara konsep diri dan
konformitas terhadap kelompok teman sebaya, artinya kedua aspek tersebut
saling memiliki keterkaitan satu sama lain. Selain itu menurut penjelasan
Pudjijogyanti (1985), konsep diri mempunyai peranan penting dalam
menentukan dan mengarahkan seluruh perilaku. Konsep diri merupakan
mediator atau pengarah perilaku individu yang dipengaruhi oleh interpretasi
pada pengalaman-pengalaman yang ditemui sehingga mempengaruhi tingkah
laku. 
Oleh karena itu tanggapan dan penilaian orang lain tentang diri
individu akan dapat berpengaruh pada bagaimana individu menilai dirinya
sendiri. Menurut (Rogers, 1959, dalam Mischel, Shoda dan Smith, 2004), The
self atau self
memiliki arti yang sama, yaitu terorganisir, konsisten, dan utuh.
Kedua istilah tersebut terdiri dari persepsi tentang dirinya sendiri, hubungan
dirinya dengan orang lain dan beragam aspek kehidupan, dan semua yang
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter