7
memiliki nilai bagi mereka. Melalui interaksi dengan orang lain,
pengembangan dari konsep diri berpengaruh terhadap perilaku yang
ditampilkan, sehingga bagaimana orang lain memperlakukan dan apa yang
dikatakan orang lain tentang individu akan dijadikan acuan untuk menilai diri
sendiri (Shavelson & Roger, 1982)
Berdasarkan penjelasan
di
atas, dapat diartikan remaja sebagai
individu menjadikan perkataan dan perlakuan orang lain sebagai sebuah
acuan dalam menilai dirinya sendiri. Fitts (dalam
Agustiani 2006)
menganggap bahwa diri adalah sebagai suatu obyek sekaligus juga sebagai
suatu proses, yang melakukan fungsi persepsi, pengamatan serta penilaian.
Keseluruhan dari kesadaran mengenai diri yang diobservasi, dialami serta
dinilai ini adalah konsep diri. Berdasarkan pendapatnya tersebut, Fitts
membagi konsep diri ke dalam dua dimensi pokok, yaitu dimensi internal
dan dimensi eksternal.
Dimensi Internal adalah keseluruhan penghayatan peribadi sebagai
kesatuan yang unik. Penilaian diri berdasarkan dimensi internal
ini meliputi
penilaian seseorang terhadap identitas dirinya, kepuasan diri, dan tingkah
lakunya, yang terdiri dari diri sebagai obyek/identitas (identity self),
diri
sebagai pelaku (behavioral self), dan
diri sebagai pengamat dan penilai
(judging self). Sedangkan dimensi Eksternal adalah ketika individu menilai
dirinya melalui hubungan dan aktivitas sosialnya, nilai-nilai yang dianutnya
serta hal-hal diluar dirinya, dimensi ini merupakan suatu hal yang luas,
misalnya diri berkaitan dengan sekolah, organisasi, agama, dan sebagainya.
|