6
Budaya Organisasi adalah seperangkat asumsi dasar dan keyakinan yang
dianut oleh anggota-anggota organisasi, kemudian dikembangkan dan
diwariskan guna mengatasi masalah-masalah adaptasi eksternal dan
masalah integrasi internal (Tika, 2006 : 27).
Dalam setiap perusahaan memiliki budaya organisasi yang berbeda antara
perusahaan satu dengan perusahaan yang
lainnya. Budaya tersebut dapat digunakan
sebagai alat manajemen untuk mencapai efisiensi, keefektivitasan, produktivitas dan
etos kerja
perusahaan. Budaya organisasi yang kuat akan dan dapat mendukung
tujuan-tujuan perusahaan, sebaliknya budaya organisasi yang lemah atau negatif
akan dan dapat
menghambat atau bertentangan dengan tujuan-tujuan perusahaan.
Dalam suatu perusahaan yang budaya organisasinya kuat, nilai-nilai bersama
dipahami secara mendalam, dianut, dan diperjuangkan oleh sebagian
besar para
anggota organisasi yaitu karyawan perusahaan. Budaya yang kuat dan positif sangat
berpengaruh terhadap perilaku dan efektivitas kinerja perusahaan
karena dapat
menumbulkan nilai-nilai kunci yang salin menjalin, tersosialisasikan antara anggota
perusahaan, menginternalisasi, dan menjiwai. Anggota akan merasa komit loyal
terhadap organisasi, serta adanya perasaan senang karena diakui dan dihargai
kontribusinya, serta perilaku-perilaku karyawan secara tidak disadari akan terkendali
dan terkoordinasi oleh kekuatan yang informal atau tidak tampak (Sutrisno, 2010: 3).
Budaya organisasi yang benar-benar dikelola sebagai alat manajemen akan
berpengaruh dan menjadi pendorong bagi karyawan untuk berperilaku positif,
dedikatif, dan produktif.
Seperti
halnya
budaya yang diterapkan di dalam perusahaan konsultan public
relations
PT Intermatrix, salah satu contoh budaya yang menjadi identitas
Intermatrix terlihat dalam pola komunikasi pada saat anggota perusahaan yaitu
karyawan memanggil inisial nama dalam berkomunikasi dengan atasan maupun
dengan bawahan di dalam perusahaan, yang secara tidak sadar terbawa sampai ke
|