3
dengan 28,464
milyar rupiah. Sementara
ini
Vipro-G juga belum berada dalam
peringkat 10 besar dari data tersebut.
Pada pertengahan tahun 2007, untuk dapat memperluas pasar sasaran dan
meningkatkan penjualan, Vipro-G
melakukan
langkah
repositioning terhadap
produknya
di
pasar.
Strategi
repositioning
tersebut
diarahkan agar
Vipro
G
tertanam
dalam benak konsumen
sebagai suplemen
yang
mengatasi polusi. Keputusan strategi
ini
tentu
membawa
dampak
terhadap
marketing
plan,
marketing
strategy
dan
juga
pola
pikir
konsumen
terhadap
Vipro
G
yang
berdampak
akhir
tehadap
penjualan
Vipro G itu sendiri.
Di
tengah perjalanan dalam keputusan positioning
Vipro-G sebagai
suplemen
untuk mengatasi polusi, pihak perusahaan merasakan kurangnya dorongan pembelian
dari konsumen. Walaupun memang perusahaan mengakui adanya kenaikan
penjualan.
Menjadi
sebuah
pertanyaan
bagi
perusahaan
apakah repositioning
produk
Vipro-G ini sudah tepat atau sesuai
dengan
persepsi
konsumen
terhadap
produk
Vipro-G menggunakan positioning Vipro-G yang baru.
Berdasarkan alasan
tersebut
diatas,
maka
penelitian
ini
adalah
untuk
mengevaluasi
strategi repositioning
produk
Vipro-G,
dimana
pada
awal
peluncurannya
menempatkan
diri
sebagai
suplemen
bagi
para
perokok,
yang
kemudian menjadi suplemen untuk mengatasi polusi.
|