27
pendahulunya. Teori ini tidak memerinci bagaimana seorang memilih orang
bandingan atau berapa banyak orang bandingan yang akan digunakan.
Jika rasio hasil
:
input seorang pekerja adalah sama atau sebanding dengan rasio
orang bandingannya, maka suatu keadaan adil dianggap ada oleh para pekerja.
Jika para pekerja menganggap perbandingan tersebut tidak adil, maka keadaan
ketidakadilan dianggap adil. Ketidak adilan
merupakan
sumber
ketidak
puasan
kerja dan ketidak adilan menyertai keadaan tidak berimbang yang menjadi motif
tindakan bagi seseorang
untuk
mengakkan keadilan. Tingkat ketidakadilan akan
ditentukan
atas
dasar
besarnya
perbedaan antar
rasio
hasil
:
input
seseorang
pekerja dengan rasio hasil : input orang
bandingan,
dianggap
semakin
besar
ketidakadilan.
Teori
keadilan
memiliki
implikasi
terhadap
pelaksanaan
kerja
para pekerja disamping terhadap kepuasan kerja. Teori ini meramalkan bahwa
seorang pekerja akan mengubah input usahanya bila tindakan ini lebih layak
daripada reaksi lainnya terhadap ketidakadilan. Seorang pekerja
yang
mendapat
kompensasi
kurang
dan
dibayar
penggajian
berdasarkan
jam kerja
akan
mengakibatkan
keadilan
dengan
menurunkan input usahanya, dengan demikian
mengurangi
kualitas
atau
kuantitas
dari pelaksanaan
kerjanya,
Jika
seorang
pekerja mendapatkan kompensasi kurang dari porsi substansinya gaji atau
upahnya terkait pada kualitas pelaksanaan kerja
(misalnya ,
upah perpotong)
ia
akan meningkatkan pendapatan insentifnya tanpa meningkatkan usahanya. Jika
pengendalian kualitas tidak ketat, pekerja biasanya dapat meningkatkan
kuantitas outputnya tanpa usaha ekstra dengan mengurangi kualitasnya.
|