|
22
hanya menerima sedikit dari perhatian sang pria. Para gundik juga memiliki kekhawatiran,
apakah
mereka akan
mendapat perhatian dari tuannya. Mereka akan lebih khawatir ketika
mereka
sama
sekali
tidak
diberi
perhatian.
Mereka
tidak
bisa
santai
atau
menemukan
alasan untuk bergembira walaupun hidup mereka dipenuhi dengan emas, perhiasan, dan
pakaian mewah yang sebenarnya hanyalah suatu keindahan untuk menutupi suatu
perbuatan yang kejam.
Keadaan seperti itu menunjukkan ketidakpastian mengenai
keinginan tuannya
ataupun mengenai nasib mereka besok. Mereka tidak bisa santai atau
menemukan alasan untuk bergembira walaupun hidup mereka dipenuhi dengan emas,
perhiasan,
dan
pakaian
mewah
yang
sebenarnya
hanyalah
suatu
keindahan
untuk
menutupi suatu perbuatan yang kejam dan kemudian menjadikan
mereka istri yang setia,
tetapi para pria tetap tidak dapat memungkiri dan
melupakan
asal
usul
istrinya
tersebut
yang adalah seorang wanita yang dibeli dengan uang, sehigga mereka tidak menghormati
isri
tersebut
dengan
sepenuh
hati
dan
denga
demikian
mereka
dapat
melakukan
pemutusan hubungan.
Bagi kaum wanita, mereka benar-benar dilarang untuk berselingkuh, tetapi sebaliknya,
para
pria
dapat
dengan
leluasa
mengambil
gundik
sebanyak
yang
mereka
inginkan.
Hal
ini
dianggap
sesuatu
hal
yang
tidak
menyimpang dari etika moral. Di Jepang dapat
diterima suatu keadaan satu suami beristrikan satu istri sah dan beberapa gundik. Ada
gundik yang hidup bersama dengan keluarga tuannya, tetapi ada juga gundik yang diberi
tempat
khusus
dan
hidup
terpisah
dari
keluarga
tuannya.
Kaum pria
Jepang
senang
berbicara mengenai gundik mereka masing-masing tanpa adanya rasa malu. Mereka
bangga
dengan
semakin
banyaknya
gundik
yang
mereka
miliki
baik
di
dalam ataupun
yang
tinggal
diluar
keluarga
mereka.
Para
pria
tersebut
bahkan
mengundang
para
|