43
Dari perspektif manajerial, atribut dan levelnya harus bisa diukur, diambil
tindakan (actionable). Atribut bisa diidentifikasi melalui dislusi dengan
manajemen
dan ekspert (tenaga ahli) industri, menganalisis
data sekunder, riset
kualitatif
(melalui
focus
group)
dan
pilot
survey.
Suatu
analisis
konjoin
yang
tipikal mencakup enam sampai tujuh atribut.
Setelah atribut yang penting diidentifikasi, level/tingkatannya
harus dipilih.
Banyaknya tingkatan atribut menentukan banyaknya parameter yang akan
diperkirakan dan
juga
mempengaruhi banyaknya
stimulus
yang
akan
dievaluasi
oleh
responden.
Untuk
meminimumkan
tugas
evaluasi
responden,
dan
harus
bisa
memperkirakan
parameter seakurat
mungkin,
perlu
dibatasi
banyaknya
tingkatan/level
dari
atribut.
Utility
atau
part-worth
function
untuk
level
suatu
objek, mungkin tidak linier.
Atribut
yang dipilih
akan mempengaruhi
evaluasi
pelanggan.
Jadi
peneliti
harus memperhitungkan level atribut
yang lazim atau umum
berlaku (prevalent)
di
pasar
dan
tujuan
studi.
Menggunakan
atribut
di
luar
kisaran
(range)
yang
tercermin di dalam pasar akan mengurangi believability dari
tugas evaluasi, akan
tetapi akan meningkatkan akurasi parameter yang akan diestimasi.
Atribut
dan level
dipergunakan sebagai
input
untuk
menyusun stimulus
sebagai
kombinasi
level
atribut
dalam analisis
konjoin.
Selalu
dianjurkan
agar
stimulus
dalam
bentuk
gambar
(pictorial stimulus)
digunakan
jika
pilihan
konsumen
dituntun secara
kuat oleh
product styling, sehingga
pilihan didasarkan
pada suatu inspeksi terhadap produk nyata.
Membentuk Stimulus
Ada
dua
cara
pembentukan
stimulus dalam
analisis
konjoin
yaitu
pendekatan pasangan (pai®wise
approach) dan p®osedur profil penuh (full-profile
|