41
Menurut Porter, sifat persaingan dalam suatu industri dapat
dilihat sebagai gabungan
dari lima kekuatan:
1.
Perseteruan di antara perusahaan yang bersaing.
Perseteruan di
antara
perusahaan
yang
bersaing
biasanya
paling
berpengaruh
di
antara
lima kekuatan.
Strategi
yang dijalankan oleh
salah
satu
perusahaan
dapat
berhasil hanya sejauh bahwa strategi itu menyediakan keunggulan bersaing atas
strategi yang dijalankan oleh perusahaan pesaing.
Intensitas
perseteruan
di
antara
perusahaan
yang
bersaing
cenderung
meningkat
kalau jumlah pesaing bertambah,
karena perusahaan yang bersaing menjadi setara
dalam
ukuran
dan
kemampuan,
karena
permintaan
industri menurun,
dan
karena
potongan
harga
menjadi
biasa.
Perseteruan
juga
bertambah
kalau konsumen
dengan
mudah
dapat
mengganti
merek;
kalau
hambatan
untuk
meninggalkan
pasar
tinggi;
kalau biaya tetap tinggi; kalau produk mudah rusak; kalau perusahaan pesaing berbeda
dalam strategi,
asal,
dan budaya; serta
kalau
merjer
dan
akuisisi
biasa
terjadi
dalam
industri. Kalau perseteruan di antara perusahaan yang bersaing meningkat, laba
industri menurun, dalam beberapa kasus sampai industri menjadi tidak menarik.
2.
Entri potensial dari pesaing baru.
Kalau
ada
perusahaan
baru dengan
mudah
masuk
ke
industri
tertentu,
intensitas
persaingan di antara perusahaan meningkat. Akan tetapi hambatan untuk masuk dapat
termasuk
keperluan
untuk
memperoleh skala
ekonomi
dengan
cepat,
keperluan
untuk
memperoleh teknologi
dan
pengetahuan
khusus,
kurangnya pengalaman,
loyalitas
pelanggan
yang
kuat,
pilihan
merek yang kuat,
persyaratan modal yang
besar,
kurangnya
saluran
distribusi
yang
memadai, kebijakan
peraturan
pemerintah,
tarif,
kurangnya akses
ke
bahan baku,
kepemilikan paten, lokasi yang
tidak menguntungkan,
serangan balik oleh perusahaan yang bertahan, dan kejenuhan potensial perusahaan.
|