11
terhadap dewa dan roh. Tidak hanya itu, secara luas ajaran Shinto juga menjadi
pedoman bagi orang Jepang dalam menjalankan kehidupan sehari-harinya.
Di dalam Japan Guide (2007) dijelaskan bahwa Shinto tidak
mempunyai pendiri
ataupun alkitab. Dewa Shinto dikenal dengan sebutan kami. Kami
yang disembah ada
sebanyak delapan juta. Manusia akan menjadi kami setelah
mereka
mati dan dipuja oleh
keluarga mereka sebagai keturunan kami. Dalam agama shinto tidak ada yang benar dan
salah,
tidak
memiliki
tempat
yang
paling
suci
untuk
para
pemuja,
tidak
ada
orang atau
dewa yang dianggap paling suci,
dan
bahkan
tidak
mempunyai
ketetapan
doa.
Shinto
adalah sekumpulan ritual dan metode yang bermaksud untuk membatasi hubungan
antara
manusia
dan kami. Shinto adalah sebuah kepercayaan
kuat
bahwa
manusia
pada
dasarnya baik, dan
kejahatan dipercaya disebabkan oleh roh-roh jahat. Oleh karena itu,
tujuan
utama
ritual-ritual
dalam Shinto
adalah
untuk
menjauhkan
roh-roh
jahat
dengan
pembersihan dan berdoa kepada kami. Kuil-kuil Shinto adalah tempat untuk pemujaan
dan
rumah
dari
kami itu sendiri. Banyak kuil yang merayakan festival (matsuri)
secara
teratur
yang
bertujuan
untuk
menunjukkan kami
ke
dunia
luar.
Setiap
laki-laki
dan
perempuan dapat menjadi pendeta, dan mereka boleh menikah dan mempunyai anak.
Pendeta
dibantu
perempuan-perempuan
muda
(miko) sewaktu menjalankan ritual dan
kegiatan-kegiatan
lain
di
kuil.
Miko
menggunakan
kimono
berwarna
putih
dan
harus
yang belum menikah serta biasanya anak perempuan pendeta.
Kami
berasal
dari
kata kakurimi
(sosok/tokoh
yang
tersembunyi)
dengan
mengambil suku kata awal dan akhir, sehingga berbentuk menjadi kami.
Kami
secara
umum
menunjuk
pada
suatu
hal
yang
misterius
dan
gaib
yang
mempunyai
kekuatan
yang
melampaui
kekuatan
manusia
di
dunia.
Kami
mempunyai
dua
kepribadian
yang
|