Dalam proses bisnis internal para manajer mengidentifikasi berbagai proses penting yang
harus
dikuasai
perusahaan
dengan
baik
agar
mampu
memenuhi
tujuan
para
pemegang
saham
dan segmen
pelanggan
sasaran.
Sitem
pengukuran
kinerja
pada
perspektif
ini
tidak
saja
memusatkan
perhatian
pada
perbaikan
biaya, mutu
dan
ukuran
berdasarkan
waktu
proses
bisnis perusahaan tetapi
juga memperhatikan
tuntutan
kinerja
proses
internal
atas
dasar
harapan
pihak
eksternal.
Perkembangan terbaru
adalah
dengan
mengikutkan
proses
inovasi
sebagai
suatu komponen
penting
dalam
perspektif
ini. (Osborne
dan Plastrik,
2000,
p80).
a. Restrukturisasi
Struktur organisasi didefinisikan sebagai tugas-tugas yang secara
formal dibagi-bagi,
dikelompokkan,
dan
dikoordinasi
(Robbins,
1996, p33).
Sementara
itu
Gibson
et
al.,
(1993,
p40) menyatakan bahwa struktur bertautan dengan hubungan yang relatif pasti yang
terdapat
diantara
pekerjaan-pekerjaan dalam
organisasi.
Sehingga
peran
struktur
organisasi
dalam
proses-proses
internal
cukup strategis
karena
format
proses
itu
akan
mengikuti
beberapa
prinsip
yang
dianut
dalam struktur organisasi tersebut. Bahkan
para manajer dan
agen
perubahan
sering
mendayagunakan
struktur
sebagai
pilihan
untuk melakukan
perubahan, disamping teknologi, setting
fisik dan orang (Porras, 1993, p45). Tuntutan
restrukturisasi
dapat
dikatakan sebagai pengejawantahan dari generasi kelima
manajemen,
yaitu
manajemen
yang
berbasis
kepada
dynamic teamming, knowlodge networking, cross
border atau out of board, serta virtual enterprises.
Kesemuanya itu
mengarah kepada suatu
kesepakatan bahwa mengelola organisasi pada jaman modern seperti sekarang tidak
mungkin
lagi
hanya
mengandalkan.kepada
teknik konvensional
seperti
struktur
mekanistik
maupun
jalur perintah yang
berbelit-belit.
Sebaliknya,
organisasi harus
diperlakukan secara
luwes
dan fleksibel, memperbesar pendelegasian wewenang, memacu peran dan tanggung
jawab fungsional serta memiliki rentang
kendali (spand
of
control)
yang
tidak terlalu
panjang.
|