Mengenai
latar
belakang
perlunya
restrukturisasi,
dapat
dilacak
dari
sifat
dasar
organisasi modern baik pada sektor publik maupun sektor privat atau bisnis yang merupakan
suatu
sistem terbuka
(open
system). Konsekuensi
dari
sistem
terbuka
menurut
Daft
(1992,
p25)
agar
organisasi
tetap
dapat
eksis,
maka ia
harus
mampu
berinteraksi
dan
beradaptasi
dengan
lingkungan,
serta
secara
kontinyu
melakukan
perubahan sejalan
dengan
perubahan
yang terjadi di lingkungannya. Secara lebih rinci Daft menganjurkan kepada setiap organisasi
untuk
dapat menghadapi lingkungan
yang bergerak seperti
turbo dan tidak dapat
dipastikan,
yakni dengan melakukan empat
hal : menemukan dan
menentukan
kebutuhan akan sumber
daya,
menafsirkan
dan menentukan sikap terhadap
perubahan
lingkungan,
memacu
pencapaian
hasil
atau
produk,
meningkatkan pengawasan
dan
koordinasi
kegiatan.
Dengan
demikian untuk dapat
terus eksis dan mencapai tingkat
kinerja
yang diharapkan, organisasi
dituntut
selalu
melakukan
restrukturisasi
sebagai upaya
adaptasi
terhadap
perubahan
lingkungan yang terjadi.
b.
Inovasi Proses
Perubahan-perubahan
yang
cepat
yang
terjadi
dalam
lingkungan
organisasi
baik
lingkungan
internal
maupun
eksternal,
membutuhkan
suatu
pemikiran
yang
kreatif
untuk
merespons
setiap
kebutuhan
baru
yang
muncul
dari
perubahan
tersebut
bahkan
pemikiran
yang
kreatif
dan
inovatif
harus
didorong
untuk
menciptakan
peluang-peluang
baru
(proaktif)
untuk
mengantisipasi
perubahan
di
masa
yang
akan
datang.
Oleh
karenanya
organisasi selalu dituntut untuk melakukan inovasi.
Inovasi diartikan sebagai suatu gagasan baru yang diterapkan
untuk memprakarsai atau
memperbaiki suatu
produk,
proses
atau jasa
(Robbins,
1996,
p36).
Definisi
dari
inovasi
itu
sendiri
sangat
bervariasi
tergantung
dari
tingkat
analisis
yang digunakan.
Semakin
makro
pendekatan
atau
analisis
yang
digunakan
maka
pengertian
inovasi akan
semakin
bervariasi
dan
dalam
arti
yang
luas.
Beberapa
definisi
bersifat
umum
dan
luas,
sementara
yang
lain
|