4.
Perspektif pertumbuhan dan pembelajaran
Menurut Amin Widjaja (2003, p17), untuk tujuan insentif, perspektif pembelajaran dan
pertumbuhan
memfokus
pada
kemampuan
manusia.
Manajer
bertanggung jawab
untuk
mengembangkan
kemampuan
karyawan.
Tolok
ukur
untuk
menilai
kinerja
manajer adalah
kepuasan
karyawan,
retensi
karyawan,
dan produktivitas
karyawan.
Kepuasan
karyawan
mengakui
bahwa
moral
karyawan adalah
penting untuk
memperbaiki
produktivitas,
mutu,
kepuasan
pelanggan
dan ketanggapan terhadap situasi.
Retensi
karyawan
mengakui
bahwa
karyawan
mengembangkan
modal
intelektual
khusus
organisasi dan
merupakan
aktiva
non
keuangan
yang
bernilai
bagi
perusahaan.
Produktivitas
karyawan
mengakui pentingnya
keluaran
per
karyawan,
keluaran
dapat
diukur
dalam
arti
tolok
ukur
fisik
seperti
halaman
yang diproduksi atau dalam tolok ukur keuangan.
Menurut
Yuwono
(2004,
p39),
proses pembelajaran dan
pertumbuhan
ini
berasal
dari
faktor sumber
daya manusia, system dan prosedur organisasi. Termasuk
dalam perspektif ini
adalah
pelatihan
pegawai dan
budaya
perusahaan yang
berhubungan
dengan
perbaikan
individu
dan
organisasi.
Dalam
organisasi
knowledge
worker,
manusia
adalah
sumber
daya
utama.
Tiga
perspektif
sebelumnya
biasanya akan
menunjukkan
kesenjangan
yang
besar akan
kemampuan orang, sistem,
dan
prosedur
yang ada pada
saat
ini
dengan
yang
dibutuhkan
untuk
mencapai
kinerja yang
diinginkan.
Itulah mengapa
perusahaan
menjadi
sebuah
organisasi pembelajar (learning
organization).
Dalam perspektif ini perusahaan melihat tolok
ukur:
a. Kapabilitas Pekerja (Employee Capabilities)
Salah satu pemikiran dramatis dalam pemikiran manajemen selama lima belas tahun
terakhir ini adalah peran
para pegawai
di organisasi. Faktanya, tidak ada
yang lebih
|