2.2 Pengertian Balanced Scorecard
Dalam
manajemen
strategi
seringkali
dijumpai
kesulitan
dalam
mengaplikasikan
antara
teori dan praktek. Hal ini menurut Davis (2004, p5), disebabkan oleh konsepnya yang terlalu
dinamis dimana mainstream dari strategi belum mengaplikasikan kenyataan di lapangan, dan
strategi
seringkali
fokus
pada
variabel
yang
kelihatannya
objektif,
padahal
sebenarnya
kurang
bisa
diterima.
Balance Scorecard merupakan
sekelompok
tolok
ukur
kinerja
yang
terintegrasi
dan
berasal
dari
strategi
dalam
mendukung
suatu
organisasi.
Suatu
strategi
pada
dasarnya
merupakan suatu
teori
tentang
bagaimana
mencapai
tujuan
organisasi.
Dalam
pendekatan
Balanced Scorecard, manajemen
puncak
menjabarkan
strateginya
ke
dalam tolok ukur kinerja sehingga bawahannya memahami dan dapat melaksanakan sesuatu
untuk mencapai strategi tersebut.
Rohm
(2001,
p7)
menyatakan
bahwa
Balanced
Scorecard
adalah
sistem
manajemen
kinerja
yang
digunakan dalam organisasi yang menggambarkan
visi dan misi sesuai dengan
keinginan
konsumen,
mengelola
dan mengevaluasi strategi
bisnis,
membangun
kapasitas
organisasi,
dan meningkatkan
komunikasi antar staf. Padnis (2002,
p4) menyatakan bahwa
Balanced
Scorecard
adalah
sebuah
alat
bantu
dalam
membuat
balance
antara
beragam
faktor, sebagai bagian dari strategi organisasi di
masa datang. Sehingga bisa
disebut bahwa
Balanced
Scorecard merupakan pengawasan ope®asional jangka
pendek
dari visi dan strategi
jangka
panjang
yang
menggunakan
beberapa
Key Performance
Indicator
dalam
penyusunan
target.
Menurut Lee dan Ko (2000, p10), ada dua tahapan pokok dalam mengembangkan sistem
manajemen strategik,
yaitu: 1) Memadukan analisis SWOT dengan
Balanced
Scorecard, dan
2)
Menggunakan
metodologi
QFD
(Quality Function Deployment)
dengan
Balanced
Scorecard. Namun
memadukan
analisis
SWOT
dengan
Balanced Scorecard
sesuai
dengan
pendapat
Kaplan dan
Norton (1996a,
p26),
bahwa
Balanced
Scorecard mene®jemahkan misi
|