17
lain).
Meskipun
demikian
mengingat
tehnik
dan
metode
tersebut
berfungsi
sebagai
alat,
maka penggunaannya memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a. Ketepatan pemilihan tehnik dan metode yang dipergunakan
b. Penguasaan sepenuhnya oleh perencanaan
c.
Pemahaman aplikasinya oelh penyelia yang hendak menerapkannya di lapangan
Pengalaman menunjukkan bahwa meskipun pada awalnya
tehnik-tehnik
dan metode
tersebut
mendapat
sambutan
yang
hangat namun hasilnya
tidak
cukup
memuaskan,
hal
tersebut disebabkan kurangnya persiapan dalam hal melatih dan memberi pengertian kepada
mereka
yang langsung berurusan
dengan penggunaan metode tersebut.
Baru setelah aspek
tersebut digunakan maka akan mendapat hasil yang cukup memuaskan.
2.3.1.2 Top-Down dan Bottom-Up
(Iman
Soeharto:2002)
Disamping
hirarki,
proses perencanaan khususnya dalam
menyusun jadwal,
dapat
ditinjau
dari
sudut
lain,
yaitu
pendekatan
yang
digunakan.
Pendekatan
ini
membedakan
langkah
awal
memulai
perencanaan
kegiatan
proyek
serta
jadwal
yang bersangkutan
dalam
rangka membuat
peta
(Iman
Soeharto:2002)
penyelenggara yang bersifat menyeluruh.
Perencanaan top-down
berarti perencanaan
dimulai
dari atas
ke bawah. Disini
proyek
digambarkan sebagai suatu ruang lingkup kegiatan
utuh
dari
pekerjaan awal sampai
penutupan
ditentukan
kurun
waktu
pelaksanaannya.
Langkah selanjutnya
adalah
memecah
tiap-tiap
komponen
kegiatan dengan mempertimbangkan
berbagai
faktor,
sepeti
lokasi,
fungsi, sifat, jenis
pekerjaan
dan
ukuran.
Keuntungan
utama
dari
pendekatan
ini
adalah
adanya
pemecahan
yang bertingkat-tingkat
yang
membentuk
semacam
hirarki
piramida
sehingga akan
mempermudah
pengelolaan
dan
memperkecil
kemungkinan
adanya
bagan-
bagan yang terlewatkan.
|