Home Start Back Next End
  
14
diri 
mereka  dalam  peraturan  tempat  dan  berperilaku  sebagai 
layaknya 
umat 
yang
percaya terhadap agama yang mereka jalankan.
Banyak
teori
telah
dikemukakan untuk
menjelaskan
hubungan
tersebut
dalam
Nipponkyo
(Agama
Bangsa
Jepang).
Berdasarkan pada
fenomena
ini,
dijelaskan
dalam
Nipponkyo bahwa,
nilai
sakral
ketuhanan
dan
segala
sesuatu
yang
di
bawahinya
merupakan
anggota
dari
masyarakat Jepang,
dari
unit
terkecil
yakni
keluarga
sampai
sebuah
negara secara keseluruhan, sehingga dapat berjalan seiringan untuk pemeliharaan
keharmonisan yang ada di antaranya.
Masyarakat modern
Jepang
tidak
memiliki
keinginan
yang
kuat
untuk
mendeklarisasikan bahwa
mereka
beragama
ketika
ditanyakan,
tetapi
agama
di
Jepang
selalu
menjadi tempat orang Jepang dalam
ritual keagamaan daripada dianggap sebagai
pemegang dari suatu kepercayaan yang spesifik (Reader, 1993 : 34).
Untuk
memberikan
pandangan
tentang
agama
Jepang
secara
keseluruhan, perlu
dijelaskan beberapa
ciri-ciri
umum
pada
masa
sekarang
ini
yang
muncul
melalui
dunia
keagamaan orang
Jepang.
Menurut
Reader
(1993
:
40-41),
ketujuh
ciri-ciri
tersebut,
yakni;
1.
pengaruh
timbal
balik
yang
berarti
tidak
hanya
bermacam-macam agama
bercampur
baur,
tetapi
orang
Jepang
dan
keluarga
berpartisipasi dalam
ritual
dalam sejumlah tradisi agama,
2.   kedekatan antara manusia, Tuhan dan alam,
3.   arti penting keagamaan terhadap keluarga dan leluhur,
4.   penyucian sebagai prinsip dasar kehidupan keagamaan,
5.   pentingnya festival (matsuri) sebagai perayaan utama keagamaan,
6.   pembagian ke dalam musim,
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter