14
6. Kehormatan (?? Meiyo)
Rasa akan kehormatan, yang secara tidak langsung menyatakan sebuah kesadaran
hidup dari harga diri yang pribadi dan bernilai, selalu menjadi gambaran seorang ksatria
yang terlahir dan terdidik untuk menghargai kewajiban dan hak-hak dari profesi mereka,
sebuah tiang penopang keistimewaan dari seorang ksatria (Nitobe, 1998:72). Akan tetapi,
Meskipun
memiliki
keistimewaan,
seorang ksatria
tidak
boleh sembarangan
mengatasnamakan Meiyo dan menyerang orang hanya karena masalah yang kecil, sebab
hal itu bukanlah mempertahankan kehormatan melainkan hanyalah hati yang sempit
(Nitobe, 1998:75).
Kehormatan
sangat
penting
bagi Samurai
sebagai
suatu
kebanggaan,
dan
mendapatkan suatu kematian yang terhormat berarti bahwa keturunan mereka akan
diberi imbalan dan dirawat oleh atasan mereka (Ikeno, 2002:46).
Hal yang terpenting dari seorang ksatria, apapun pangkatnya, adalah bagaimana ia
bersikap
saat
kematiannya.
Tidak
peduli apakah
ia
biasanya
mengesankan
ataupun
pandai, jika kehilangan ketenangan saat berada di tepi kematian dan mati dengan cara
yang
tidak
pantas,
segala
jasa-jasanya
akan
menjadi
sia-sia
dan
akan
dianggap
buruk
oleh orang lain. Hal ini merupakan sesuatu yang memalukan (Cleary, 1999:60).
7. Kesetiaan (?? Chuugi)
Kesetiaan
seseorang
merupakan
suatu
pelekatan
moral
di
antara seluruh jenis dan
sifat
manusia.
Ketika
seseorang memiliki
perbedaan
pendapat
dengan
atasannya,
jalur
kesetiaan baginya adalah menggunakan segala cara yang ada untuk meyakinkan dirinya
sendiri atas kesalahan
yang
ia perbuat. Apabila tidak berhasil,
ia
membiarkan atasannya
|