19
orang Jepang. Untuk alasan inilah, penggabungan orang Jepang terhadap konsep agama
matriarkhal dan kedewaan
memberikan kontribusi
terhadap Mudswamp. Menurut Swain
(1995:1120):
Endo credits critic Jun Eto with having clearly seen that the face of Jesus on
the fumie is the mothers face in Japan. He notes Erich Fromms distinction
between mother-religion
and father-religion. In the latter, God is to be feared;
he gets angry, judges and punishes. Mother religion is different: God treats us
as a mother treats a bad child. She forgives and suffers with us
for this
distinction Endo need not have relied on Fromm alone. Most East Asian countries
have a strong shamanistic tradition wherein the gods, often female, are nurturing and
forgiving.
Terjemahan:
Endo menuai kritik Jun Eto yang dengan jelas melihat bahwa wajah Yesus pada
fumie
merupakan wajah ibu di Jepang. Dia memperhatikan pembedaan antara agama
ibu dan agama ayah yang dibuat oleh Erich Fromm. Pada yang terakhir, Tuhan itu
harus ditakuti, karena Ia bisa marah, kemudian menghakimi dan menghukum. Agama
ibu
berbeda : Tuhan memperlakukan kita seperti seorang ibu memperlakukan anak
nakal. Dia memaafkan dan menderita bersama kita, karena pembedaan inilah Endo
tidak hanya bergantung pada Fromm. Kebanyakan Negara di Asia Timur mempunyai
tradisi shamanistic, dimana dewanya, yang biasanya perempuan, bersifat mengayomi
dan pemaaf.
Dengan kata lain, kecenderungan untuk menolak secara langsung agama paternal
sangat alami di Jepang. Apalagi ketika misionaris memberitakan mengenai sesosok
Tuhan yang penyayang, sosok itu juga seorang penghukum. Endo percaya bahwa jenis
kepercayaan macam ini tidak akan pernah dapat hidup di Jepang, dan untuk alasan inilah
agama
Kristen
dan
kebudayaan
Barat
tidak dapat
berakar. Hal
ini
juga
yang
menjadi
alasan
mengapa
Endo begitu
menekankan peran Yesus dalam agama Kristen di
Jepang.
Menurut pendapatnya, Yesus adalah sosok
yang
rendah
hati
dan
mudah
membaur,
dan
inilah sosok seperti ibu yang dapat diterima
orang
Jepang.
Swain
menulis
Endo
telah
bekerja keras menggambarkan Yesus bukan sebagai pribadi yang kuat dan megah, tetapi
sebagai pribadi yang setia menemani kita
Walaupun pentingnya Yesus terhadap
pandangan
Endo
mengenai
agama
Kristen
terlihat
bertentangan
dengan
teorinya
yang
|