Home Start Back Next End
  
20
Sedangkan interjeksi
’Ara’
menurut
Haruhiko
dalam
Sudjianto
(1999:145) merupakan kata
yang
muncul
pada
waktu
merasa
terkejut,
merasa terkesan, atau pada saat merasa keragu-raguan.
3. 
Pemakaian Keigo ( ragam bahasa hormat )
Kesulitan
dalam
mempelajari bahasa
Jepang
adalah
karena
adanya
ragam
bahasa
hormat.
Tsukuro
dalam
Sudjianto
(
1999:146-147) menjelaskan
lebih
lanjut
mengenai
hal
ini
bahwa
kesulitan
dalam
menggunakan bahasa
hormat
dalam
bahasa
Jepang
dapat
terbayangkan hanya
dengan
melihat
contoh
pemakaian kata
yang
berarti
”makan”.
Kata
makan
dalam
bahasa
Indonesia
dipakai
oleh
siapa
saja,
di
mana,
dan
kapan
saja.
Tetapi
dalam bahasa
Jepang
terdapat
beberapa
kata
yang
menunjukkan
aktifitas
makan
yang
berbeda-beda
berdasarkan pembicara,
lawan
bicara
dan
orang
yang
dibicarakan,
serta
tempat
dan situasi pembicaraan seperti pada kalimat-kalimat berikut.
1.   Yoku ku’u yatsu da.
( Dia orang yang banyak makan )
2.   Hirugohan o tabemashoo.
( mari kita makan siang ! )
3.   Osaki ni gohan o itadakimashita.
( Saya sudah makan duluan )
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter