13
Bab 2
Landasan Teori
2.1
Teori Agama
Agama
dalam pemahaman
sosiologi
bukan
merupakan
yang
dogmatis
melainkan
yang
empiriris
yaitu
fungsi
agama
terhadap masyarakat.
Yakni
nilai-nilai
agama
yang
difungsikan sebagai tindakan sosial dalam mencapai tujuan-tujuan tertentu.
Menurut Spranger dalam Henriyansah (2002)
menegaskan bahwa agama atau religi
adalah
suatu
keadaan
baik
intuitif
maupun rasional
dari
pengalaman
maupun
komunal
yang berhubungan dengan
nilai kehidupan dengan segala aspek positif dan
negatifnya.
Yang di maksud dengan agama adalah ketaatan yang terus meningkat dalam
menjalankan ajaran agama
yang diyakini melalui ibadah dan keimanan kepada Tuhan
sebagai kecendrungan bersikap sesuai dengan ajaran agama
dan dijadikan sebagai
keyakinan pribadi diwujud nyatakan dalam perilaku sehari-hari.
Kebanyakan orang Jepang memeluk agama Budha dan Shinto.
Agama
Budha
dan
Shinto
telah
banyak
berperan
penting
dalam kehidupan
spiritual
orang
Jepang
selama
berabad-abad. Prinsip agama Budha mengenai pemujaan leluhur membuat agama
Budha mudah diterima
oleh orang Jepang. Meskipun demikian, agama
bagi orang
Jepang lebih seperti suatu kebiasaan daripada kepercayaan (Takei,2001:36-37).
Agama bagi orang Jepang adalah sebuah
cara
untuk
menjalani
hidup, bukan sebuah
kepecayaan atau teori seperti yg terdapat pada agama agama lain di dunia.
Menurut Robinson (2002), masyarakat
Jepang
kebanyakan
menganut
dua
kepercayaan
yaitu
Shinto
dan
Budha.
Agama
Budha
pertama
kali
diperkenalkan
di
|