Monoimi terbagi atas tiga. Menurut Picken (1994
:
172) terdapat tiga bentuk cara penyucian,
yaitu :
1) Harai
Harai
merupakan
penyucian
yang
dilakukan
oleh
pendeta
dengan
menggunakan
harai-gushi
(sebuah
tongkat
yang
ditempelkan kertas
putih
yang
berbentuk
zig-zag).
Harai-gushi tersebut
dilambaikan pada tempat atau orang yang menginginkan penyucian.
2) Misogi
Misogi
merupakan
penyucian
dengan
menggunakan
air.
Misogi
dapat
dilakukan
dengan
cara
mengambil air dengan tangan atau ember kecil atau dengan cara berdiri dibawah air terjun.
Schumacher (2007) juga mengatakan bahwa air digunakan sebagai salah satu bentuk penyucian.
Hal
ini
dikarenakan
bahwa
air
dianggap
sebagai
air
mata
dewa
sehingga
memiliki
kekuatan
yang
besar
untuk
mengusir roh
jahat.
Api,
garam,
dan
sake
(arak
beras
khas
Jepang)
juga
digunakan sebagai
alat
penyucian
atau oharai.
Dalam
ritual
upacara
Shinto,
pemercikan yang
menggunakan air ini disebut dengan misogi.
3) Imi
Imi
merupakan
penyucian
dengan
cara
menghindari
kata-kata atau
tindakan
tertentu,
seperti
larangan penggunaan kata-kata kiru dan deru pada hari pernikahan.
b) Shinzen (Persembahan Sesajian)
Shinzen adalah sesajian yang diadakan untuk persembahan kepada dewa. Sesajian yang paling
umum
adalah
kue
mochi,
arak
(sake),
ganggang
laut,
sayur-sayuran, buah-buahan,
serta
bunga-
bunga petik. Menurut Picken (1994 : 183), ada empat jenis persembahan pada umumnya yakni :
|