46
organisasi,
komitmen
kebersamaan,
stabilitas
sistem
sosial,
dan
membuat
rasa
ingin berbuat.
Werner &
DeSimone
(2006,
p.589)
berpendapat
bahwa
Budaya Organisasi
didefinisikan sebagai bagian
dari sistem nilai,
kepercayaan, dan norma-norma yang
digunakan
untuk menerjemahkan elemen di dalam lingkungan
dan
untuk menjaga
semua
tentang
perilaku
(organizational
culture
is defined as
a
system of shared
values, beliefs, and norms that are used to interpret
elements
in environment and
to guide all kinds of behavior).
Menurut
Hendro
dan
Candra
(2006,
p.357)
Budaya
perusahaan
(Corporate
Culture) adalah sistem
dan manajemen
yang telah
ditetapkan dari awal dan terus
diperbaiki sehingga
telah menjadi
kebiasaan yang secara terus menerus dilakukan
dan diterapkan.
Gibson,
Ivancevich,
dan
Donnely (1996,p.69)
mengungkapkan
bahwa
Organizational
Culture
(Kultur
Organisasi)
adalah
sistem
yang
dapat
menembus
nilai-nilai,
kepercayaan
dan
norma-norma
di setiap
organisasi.
Kultur
Organisasi
dapat
mendorong
dan
menurunkan
efektivitas,
tergantung
pada sifat
nilai-nilai,
kepercayaan, dan norma-norma.
Menurut
Managementhelp.org
yang
mengutip
Carter
McNamara
(1997-2008)
yang
di
adaptasi
dari
Field
Guide
to
Leadership
and
Supervision
bahwa
Basically,
organizational culture is the personality of the organization (pada
dasarnya,
budaya
organisasi
adalah
kepribadian
dari
organisasi).
Culture is
comprised of
the
assumptions, values,
norms
and
tangible
signs
(artifacts) of
organization
members and
their behaviors (budaya
terdiri
dari
beberapa
asumsi/
pendapat,
nilai-nilai,
norma-norma
dan tanda/
ciri
yang
berwujud
dari
anggota-
anggota
organisasi
dan
perilaku
anggotanya).
Members of
an organization soon
|