jenis-jenis tersebut.
Dari
jenis-jenis tanah
tersebut,
sebaiknya disertai
dengan plastisitas rendah, untuk
meminimalkan
kemungkinan pergerakan
lateral dinding soil nailing dalam jangka panjang.
Tanah granular padat hingga sangat padat dengan sedikit kohesi (dense to
very dense granular soils with some apparent cohesion).
Tanah
ini
mencakup tanah pasir, dan kerikil (gravel) dengan nilai N-SPT
lebih dari
30 (Terzaghi et
al, 1996), dan dengan sedikit agregat
halus (kurang dari
10 sampai 15 persen).
Sebaliknya berikut beberapa contoh jenis tanah dan kondisi
yang kurang
menguntungkan untuk menerapkan soil nailing:
Tanah tidak berkohesi, bergradasi buruk, dan kering. Tanah tanpa kohesi
dengan
gradasi
buruk, dan
dalam
kondisi
kering,
sulit mencapai
kemiringan
lereng
vertikal
atau
hampir
vertikal
yang
dibutuhkan dalam
soil nailing.
Tanah dengan muka air tanah tinggi. Kondisi muka air tanah
yang tinggi
memerlukan
sistem
drainase
yang
signifikan,
agar
massa
tanah
dapat
berdiri
stabil.
Selain
itu,
tingginya
muka
air
tanah
akan
menyulitkan
proses
pengeboran
karena
tanah
dalam
lubang
bor
akan
mudah
runtuh,
akibatnya
kondisi
ini
memerlukan
biaya
yang
besar
untuk
pemasangan
soil
nailing.
Kondisi
air
tanah
yang
merembes
keluar
dari
muka
lereng
juga
akan
menambah
kesulitan
konstruksi
ketika
pelaksanaan pekerjaan
shotcrete.
|