Tanah berbatu
(soils with cobbles and boulders). Tanah dengan
mengandung banyak bebatuan akan menjadi masalah pada saat pekerjaan
pengeboran,
dan
dapat
mengakibatkan peningkatan
biaya
atau
keterlambatan masa konstruksi.
Tanah
lunak
hingga
sangat
lunak,
dan
berbutir
halus.
Jenis
tanah
tidak
cocok untuk konstruksi soil nailing karena daya ikatnya lemah, akibatnya
memerlukan nail
bar
yang sangat panjang
untuk
mencapai kapasitas
ikat
yang dibutuhkan.
Tanah organik.
Tanah organik
seperti
lanau organik (organic silts),
lempung organik (organic clays), dan khususnya gambut (peat), memiliki
daya dukung
geser
rendah,
sehingga daya
ikat tanah terhadap
sistem soil
nailing
menjadi
lemah.
Akibatnya,
memerlukan
panjang
nail
bars
yang
tidak ekonomis.
Disamping rendahnya daya dukung
geser, tanah organik
cenderung
bersifat
lebih
korosif
dibandingkan dengan
jenis-jenis
tanah
inorganik lainnya.
Tanah
atau
air
tanah
korosif.
Kondisi
ini
memerlukan
sistem
proteksi
terhadap
korosi
yang
tinggi,
dan
akan
mengakibatkan
biaya
konstruksi
menjadi
tinggi.
Selain
itu,
kondisi ini
juga
sangat
tidak
menguntungkan
untuk dinding soil nailing yang bersifat permanen atau jangka panjang.
Tanah granular yang renggang (loose to very loose granular soils). Tanah
ini
akan
berdeformasi
berlebih
akibat
getaran
selama
konstruksi.
Jenis
tanah ini dalam kondisi jenuh air, juga tidak cocok karena rentan terhadap
liquefaction pada daerah gempa.
|