Home Start Back Next End
  
15
2.4.1 Kireji
Sudut
pandang
secara
subjektif
diperlukan
dalam
melihat
sebuah
makna.
Karena,
jika 
merujuk
pada  kata  atau  kalimat,
setiap 
individu
akan 
mempunyai
makna 
yang
berbeda antara satu dengan
yang
lainnya. Maka, dalam penulisan haiku
pun
harus
dapat
memilih kata
dengan
benar
untuk
memberi
kesan
yang
berbeda –
beda
di
setiap haiku,
walaupun
dengan
tema
yang
sama.
Dalam
pengertian tanka
atau
haiku
Jepang
tidak
sekedar
menceritakan
atau
mendeklamasikan puisi,
tapi
dinyanyikan
dengan
nada
nyanyian seperti
penganut
Buddhist
kuno,
dan
selalu
ada
pemberhentian kata
antara
bait
pertama
dengan
bait
kedua
serta
bait
kedua
dengan
bait
ketiganya.
Pemberhentian kata
atau  pemotong  kalimat 
yang  bertujuan  memberikan  penekanan  pada  haiku tersebut
disebut juga dengan kireji dengan tulisan kanji Jepang ??.
Mengenai kireji Kagiwada (1990 : 95) mengatakan :
?????????????????????????????????
?????????????????????????????????
?????????????????????????????????
??????????????????
Terjemahan :
Jika
pemotongan
terjadi
di
akhir
kalimat,
tetapi
jika
cara
pemotongannya
dapat
membagi dan
menjadikan artinya
meluas,
maka
huruf apapun dapat
menjadi kireji.
Khusus
dalam
haiku
penggunaan kata
tersebut
ada
tiga.
Kata
tersebut
adalah
ya,
kana, dan keri.
Contoh:
???
????
???.
Furuike ya
/
kawazu tobikomu  /
mizu no oto   (Matsuo Basho)
??? 
?????? 
???.
Ochi –  kochi  /
taki no oto kiku
/
wakaba kana   (Yosa Buson)
????? 
???? 
?????
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter