Home Start Back Next End
  
11
setiap
bagian
perusahaan
:
produksi,
rekayasa,
administrasi,
piranti
lunak,
dan
lain-
lain.
4.  
Memastikan
bahwa
sistem
pengukuran
yang
tepat
teridentifikasi
di
awal
setiap
proses
serta
memastikan
bahwa
sistem
tersebut
berfokus
pada pencapaian
bisnis,
sehingga
dapat memberikan sistem insentif dan akuntabilitas.
5. 
Menyediakan
pelatihan
menyeluruh
yang
diikuti
dengan
penugasan
tim proyek
untuk
meningkatkan
profitabilitas,
mengurangi
aktivitas
yang
tidak bernilai
tambah,
serta
mencapai pengurangan waktu siklus.
6.   Menciptakan  ahli-ahli
peningkatan
proses
berkualitas
tinggi
yang
dapat
menerapkan
aneka alat untuk meningkatkan
kinerja serta dapat memimpin tim.
7.   Mencanangkan
tujuan jangka panjang untuk perbaikan.
Konsep-konsep
ini memberikan
sebuah
pendekatan
yang
logis
dan
disiplin
untuk
meningkatkan
kinerja
bisnis,
melibatkan
seluruh
jajaran
pekerja,
dan
mencapai
sasaran
dan
tujuan  para  manajer.  Dengan  demikian,  tidak  seperti  metode  perbaikan  lainnya  seperti
rekayasa
ulang,
Six
Sigma
dapat
disesuaikan
dengan
struktur
organisasi
yang
ada.
(Evans
dan Lindsay, 2007, p4)
Six
Sixma
merupakan  suatu  metode  atau  teknik  pengendalian  dan  peningkatan
kualitas 
dramatik 
yang 
merupakan 
terobosan 
baru 
dalam 
bidang 
kualitas. 
Six 
Sigma
merupakan  Sistem
Manajemen  Mutu
yang
selalu
berorientasi  pada
Customer Satisfaction
dengan
suatu
pengukuran
target
Sigma
Quality
Level.
Nilai
sigma
digunakan
sebagai
alat
ukur  untuk  menunjukan  seberapa  baik  performance suatu  proses  keinginan  pelanggan,
sehingga  meningkatkan  nilai
perusahaan.  (D.
Pujotomo,  H.
Prastawa,  dan
M
B.
Murtaki,
2006, p233 - 234).
Tujuan
yang
ingin
dicapai
adalah
usaha
peningkatan
kualitas
melalui
penerapan
Six
Sigma,
dengan cara : (E. Muslim  dan E.  Budiarti, 2005, p80)
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter