Home Start Back Next End
  
17
selain sebagai makhluk individu mereka juga
makhluk
sosial
yang
mau
tidak
mau
membutuhkan orang lain, yang juga dipengaruhi oleh keadaan sosial yang ada di
sekelilingnya. Hal
ini disebabkan karena
usia remaja sangat rentan
terhadap
lingkungan
sosialnya,
dalam pengertian
yang
sederhana
adalah
mereka
mudah
terbawa
arus
pergaulan. Minimnya perhatian dari orang tua, ditambah dengan berbagai macam bentuk
penolakkan
dalam lingkungan
sosial
akan
secara
langsung
berdampak
kepada
kondisi
kejiwaan seorang remaja, yang notabene menjadikannya seseorang yang cenderung
melakukan tindakan brutal atau perilaku menyimpang kelak.
Perilaku
menyimpang
lahir
dari
berbagai
macam
pola
asuh,
remaja
yang
dididik
secara ‘militer’ oleh orang tuanya akan mendambakan kebebasan yang tidak pernah
didapatnya
ketika
remaja.
Perilaku
remaja
dalam arti
kenakalan
anak
(juvenile
delinquency),
adalah
tindakan
seseorang
yang
belum dewasa
yang
sengaja
melanggar
hukum dan
yang
diketahui
oleh
anak
itu
sendiri
bahwa
jika
perbuatannya
itu
sempat
diketahui oleh petugas
hukum ia bisa dikenai
hukuman, Petronio (1990:497). Konsep
ini
menjelaskan
secara
gamblang
bahwa
remaja yang
mendapatkan
pola
didik
yang
benar
pun tidak menjamin bahwa ia dapat tumbuh dewasa menjadi pribadi yang siap untuk
bersatu dalam masyarakat luas.
Masa 
remaja 
dianggap 
sebagai 
periode 
badai 
dan 
tekanan, 
suatu 
masa 
saat
ketegangan emosi
meninggi akibat perubahan fisik dan kelenjar. Meningginya emosi
disebabkan remaja berada dibawah tekanan sosial, dan
selama
masa
kanak-kanak,
ia
kurang mempersiapkan diri untuk menghadapi keadaan itu. Sehingga mereka mengalami
ketidakstabilan
emosi
sebagai
dampak
dari penyesuaian
diri
terhadap
pola
perilaku
dan
lingkungan sosial yang baru, Grebb (1994:127).
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter