Home Start Back Next End
  
42
f.
Menimbulkan kedamaian pikiran dan ketenangan tenaga kerja dalam bekerja.
g.   Meningkatkan
public-image
perusahaan
sebagai
wujud
tanggung
jawab
sosial
perusahaan terhadap karyawan dan masyarakat.
Manajemen 
risiko   pada 
saat 
ini 
merupakan 
kunci 
dari 
keseluruhan
manajemen bisnis
(Kerzner,
2001). Tarmudji
(2000)
menambahkan
bahwa
obyektif
utama
manajemen   
risiko
harus menyokong obyektif
perusahaan.
Dengan
berjalannya
usaha
bisnis yang
diharapkan
mendatangkan
keuntungan,
maka
meminimalkan risiko
untuk mencapai
keuntungan
yang memuaskan menjadi sasaran
bisnis.
Ritchie dan Marshall (1993 ) mengemukakan
bahwa:
"Pengalaman
menunjukkan bahwa manajer yang efektif adalah
manajer
yang
menggunakan
waktunya
untuk
berpikir
tentang
kebutuhan
pada
saat
ini
dan kecenderungan
di masa yang akan datang.
Namun
demikian manajer
yang
peduli akan
perkembangan yang memungkinkan serta hasil
keluarannya (internal
atau eksternal), serta yang lebih
proaktif
daripada
reaktif
adalah manajer
yang
lebih mungkin untuk sukses."
Ketidakpastian dalam suatu usaha dapat merupakan suatu kesempatan
(opportunity)
atau
risiko,
yang
dapat
mendatangkan
keuntungan
atau
kerugian.
Analisa
risiko
dapat membantu
untuk risiko spekulatif dengan lebih
bijaksana
dan
efisien
dengan
memutuskan
apakah
risiko tersebut
harus
dihindari
atau
dihadapi
(Umar, 
2001). 
Lebih 
jauh 
lagi 
kemampuan 
dalam 
mengelola 
risiko 
akan
bermanfaat dalam
persaingan serta mencegah terjadinya kegagalan dan
kehancuran sehingga suatu unit usaha
dapat bertahan hidup (Darmawi, 1990).
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter