![]() 101
menghormati
dan
menghargai antara
yang
satu
dengan
yang
lain.
Pemimpin
memandang
dan
menempatkan
orang-orang
yang
dipimpinnya
sebagai
subjek,
yang
memiliki
kepribadian dengan
berbagai
aspeknya,
seperti
dirinya
juga.
Kemauan,
kehendak,
kemampuan, buah
pikiran,
pendapat,
minat/perhatian,
kreativitas,
inisiatif,
dan
lain-lain
yang
berbeda-beda
antara
yang
satu
dengan
yang lain selalu dihargai dan disalurkan secara wajar.
Berdasarkan prinsip
tersebut di atas, dalam
gaya kepemimpinan
ini
selalu
terlihat
usaha
untuk
memanfaatkan setiap
orang
yang
dipimpin.
Proses
kepemimpinan diwujudkan dengan cara
memberikan kesempatan
yang
luas
bagi
anggota
kelompok/organisasi untuk
berpartisipasi
dalam
setiap
kegiatan.
Partisipasi
itu
disesuaikan dengan
posisi/jabatan
masing-masing,
di
samping
memperhatikan pula
tingkat
dan
jenis
kemampuan
setiap
anggota
kelompok/organisasi. Para
pemimpin
pelaksana
sebagai
pembantu
pucuk
pimpinan,
memperoleh pelimpahan
wewenang
dan
tanggung
jawab,
yang
sama
atau
seimbang
pentingnya bagi
pencapaian tujuan
bersama.
Sedang
bagi
para
anggota
kesempatan
berpartisipasi dilaksanakan
dan
dikembangkan dalam
berbagai
kegiatan
di
lingkungan
unit
masing-masing, dengan
mendorong
terwujudnya kerja
sama,
baik
antara
anggota
dalam
satu
maupun
unit
yang
berbeda.
Dengan
demikian
berarti
setiap
anggota
tidak
saja
diberi
kesempatan
untuk
aktif,
tetapi
juga
dibantu
dalam
mengembangkan sikap
dan
kemampuannya memimpin.
Kondisi
itu
memungkinkan
setiap
orang
siap
untuk
dipromosikan
menduduki
posisi/jabatan
pemimpin
secara
berjenjang,
bilamana
terjadi
kekosongan karena
pensiun,
pindah,
meninggal
dunia,
atau
sebab-sebab
lain.
|