Home Start Back Next End
  
16
ukuran.
Jika
dua
ukuran
berhubungan
dengan
cara
yang
nonlinear,
koefisien
korelasi
tidak
lagi
mampu
untuk
menyatakan
kekuatan
hubungan
antara
dua
ukuran
tersebut.
Kedua,
jika
ukuran
contoh
kecil,
berarti
hanya
terdapat
sedikit
pasangan data
untuk
menghitung korelasi
yang berakibat
nilai r
sampel
tidak
stabil.
Bila korelasi didasarkan
pada
ukuran
sampel
yang
kecil
maka
harus
disadari
bahwa
korelasi
mempunyai galat
standar yang besar (dalam
hal
ini berarti tidak stabil) dan jika
ukuran sampel mendekati
n=50
maka
mereka
sangat
stabil.
Hal
ketiga
mengenai koefisien
korelasi
menyangkut
adanya
nilai-nilai ekstrim.
Bila
terdapat
nilai pencilan
(outlier)
dari deret data tersebut
maka akan terjadi kemencengan (skewness) yang mempengaruhi koefisien korelasi.
Nilai koefisien korelasi
harus diperiksa
lebih
lebih
lanjut
melalui perbandingan
terhadap nilai garis batas melalui rumus batas dibawah ini
-Z 
1
n
1
=
r
=
Z
n
(2.9)
Dengan menggunakan 95% tingkat kepercayaan maka akan dapat diketahui nilai
Z
melalui tabel Z.
2.5
Autokorelasi
Koefisien autokorelasi memiliki
makna
hampir sama dengan koefisien korelasi,
yakni
hubungan antara dua/lebih
variabel. Pada korelasi,
hubungan tersebut
merupakan
dua
variabel
yang
berbeda
pada
waktu
yang
sama,
sedangkan pada
autokorelasi,
hubungan
tersebut
merupakan dua
variabel
yang
sama
dalam
rentang
waktu
yang
berbeda.  Menurut Makridakis et al. (1999, p400) autokorelasi
untuk time
lag 1,2,3,4...k
dapat dicari dan dinotasikan dengan r, sebagai berikut :
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter