38
mungkin
dengan
menguraikan
panjang
lebar
keunggulan
mereka
lewat
media
cetak.
b. Tingkah laku membeli yang mengurangi ketidakcocokan
Tingkah
laku
membeli
konsumen
dalam
situasi
yang
bercirikan keterlibatan
konsumen yang tinggi tetapi sedikit perbedaan yang dirasakan diantara merek.
Tingkah laku membeli yang mengurangi ketidakcocokan terjadi ketika konsumen
amat
terlibat
dalam
pembelian
barang
yang
mahal,
jarang
dibeli
dan
beresiko
tetapi melihat sedikit perbedaan diantara merek.
c. Tingkah laku membeli yang merupakan kebiasaan
Tingkah
laku
membeli
yang
menjadi
kebiasaan terjadi
di
bawah
kondisi
keterlibatan konsumen yang rendah dan perbedaan merek yang dirasakan besar.
Konsumen tampaknya mempunyai keterlibatan yang rendah dengan kebanyakan
produk yang mempunyai harga murah dan sering dibeli.
Dalam hal ini, tingkah laku konsumen tidak diteruskan lewat urutan keyakinan
sikap
tingkah
laku
yang
biasa.
Konsumen tidak
mencari
informasi
secara
ekstensif
mengenai
merek
mana
yang
akan
dibeli.
Sebaliknya,
mereka
secara
pasif
menerima
informasi
ketika
menonton televisi
atau
membaca
majalah.
Pengulangan iklan menciptakan pengenalan akan
merek
bukan
keyakinan pada
merek.
Konsumen
tidak
membentuk sikap
yang
kuat
terhadap
suatu
merek;
mereka memilih merek karena sudah dikenal. Karena keterlibatan mereka
dengan
produk
tidak
tinggi,
konsumen
mungkin
tidak
mengevaluasi pilihan
bahkan setelah membeli. Jadi, proses membeli melibatkan keyakinan merek yang
terbentuk
oleh
pembelajaran pasif,
diikuti
dengan
tingkah
laku
membeli,
yang
mungkin diikuti
atau
tidak
dengan
evaluasi. Karena
pembeli
tidak
memberikan
komitmen
yang
kuat
pada
suatu
merek,
pemasar
produk
yang
kurang
terlibat
|