7
3.
Importantly, the
idea
of
experiential marketing reflects a
right
brain
bias
because it
is
about
fulfilling consumers aspirations to
experience certain feelings
comfort and pleasure
on one hand, and avoidance of discomfort and displeasure on the
Kutipan
ini
menyatakan
bahwa
inti
experiential
marketing sangat
penting
dalam
merefleksikan adanya bias dari otak kanan karena menyangkut aspirasi pelanggan untuk
memperoleh pengalaman yang berkaitan dengan perasaan tertentu
kenyamanan dan
kesenangan
di
satu
pihak
dan
penolakan
atas
ketidaknyaman
dan
ketidaksenangan
di
lain pihak.
Dari definisi-definisi tersebut dapat dikatakan experiential
marketing merujuk pada
pengalaman
nyata
pelanggan
terhadap
brand/product/service untuk
meningkatkan
penjualan/ sales dan brand image/ awareness.
Experiential
marketing
adalah lebih dari
sekedar
memberikan informasi
dan
peluang
pada
pelanggan
untuk
memperoleh
pengalaman atas
keuntungan yang didapat dari produk atau
jasa itu
sendiri tetapi juga
membangkitkan emosi dan
perasaan yang
berdampak
terhadap pemasaran,
khususnya
penjualan.Secara rinci Schmitt
mengatakan bahwa
pengalaman yang
didapat
pelanggan
menyangkut beberapa pendekatan berikut ini:
1. Sense
Sense berkaitan dengan gaya (styles) dan simbol simbol verbal dan visual yang
mampu menciptakan keutuhan sebuah kesan. Untuk menciptakan kesan yang kuat, baik
melalui
iklan, packaging
ataupun
website, seorang
pemasar
perlu memilih warna
yang
tepat
sejalan
dengan
company profile.
Pilihan
warna
ini
harus
menarik
untuk
membangkitkan perhatian
pelanggannya. Sebagai
contoh
warna
kuning
atau
merah
biasanya lebih
baik
daripada
biru
atau
abu-abu.
Meskipun
kedua
warna
terakhir
ini
merupakan
warna
yang
umum
dalam
sebuah
perusahaan
karena
merupakan
simbol
|