Home Start Back Next End
  
48
Ha : Ada hubungan yang signifikan antara variabel
X¹ dan X²
dengan variabel Y
2.8
Uji Validitas dan Reliabilitas
2.8.1
Uji Validitas
Menurut Simamora
(2004,
pp.58-59),
validitas
merupakan suatu
ukuran yang
menunjukkan tingkat
kevalidan
atau
kesahihan suatu instrumen.
Suatu
instrumen
dianggap
valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan.
Dengan
kata lain, mampu memperoleh
data
yang tepat
dari variabel yang
diteliti. Misalnya, meteran
dapat
mengukur tinggi
badan
dengan
tepat
(dalam
hal ini
tinggi
badan
adalah variabel
penelitian).
Dalam
menyusun
kuesioner,
pertanyaan
yang
ingin
diajukan perlu
dipastikan.
Untuk
menentukannya,
sebelumnya harus sudah jelas variabel apa yang diukur. Variabel masih bisa dipecah menjadi
subvariabel
atau
indikator.
Apabila
penyusunannya dilakukan
sesuai
prosedur,
sebenarnya
kuesioner
telah
memenuhi validitas
logis.
Oleh karena
itu
validitas
logis
sangat
dipengaruhi
oleh
kemampuan
peneliti dalam
memahami
masalah
penelitian,
mengembangkan
variabel
penelitian,
serta menyusun
kuesioner.
Validitas
logis
belum
memiliki
bukti
empiris.
Sebuah
kuesioner yang disusun secara hati – hati dan dapat dipertimbangkan valid logis, ada baiknya
diuji untuk mengetahui validitas empirisnya.
Untuk menguji tingkat validitas empiris instrumen, peneliti dapat melakukan try – out
dengan
memakai
responden
terbatas
dahulu.
Dari
try
out
ini,
ada
dua
macam
validitas
sesuai dengan cara pengujiannya, yaitu validitas eksternal dan validitas internal.
a. Validitas Eksternal
Validitas instrumen dapat dicapai apabila data yang dihasilkan dari instrumentersebut
sesuai dengan data atau informasi lain mengenai
variabel yang
diteliti.Menurut Umar (2005,
p.185), validitas eksternal adalah validitas yang diperoleh
dengan
cara mengkorelasikan alat
pengukur baru dengan tolak ukur eksternal, yang berupa alat ukur yang sudah valid.
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter