41
4.
Construction
of
Prototype :
Pada
tahap
ini
prototype tersebut
dievaluasi
oleh
pelanggan/pemakai dan dipakai untuk menyaring kebutuhan pengembangan
software.
5. Deployment Delivery
and Feedback : Pada tahap
ini adanya
iterasi
terjadi pada
saat prototype disetel untuk memenuhi kebutuhan pelanggan, dan pada saat yang
sama
memungkinkan pengembang untuk secara lebih baik memahami
apa yang
harus dilakukannya.
Secara
ideal
prototipe
berfungsi
sebagai sebuah mekanisme
untuk
mengidentifikasi
kebutuhan
software.
Bila
prototipe
yang
sedang
bekerja
dibangun,
pengembang
harus
mempergunakan
fragmen
fragmen
program yang
ada
atau
mengaplikasikan
alat
alat
bantu (contohnya report generator, window manager, dll) yang
memungkinkan program
yang bekerja untuk dimunculkan secara cepat.
Masalah
masalah
yang
biasa
terjadi
pada
model
prototyping ini
antara
lain,
development membuat
implemetasi
yang kompromitas dengan tujuan untuk
memperoleh
prototipe
pekerjaan
secara
cepat. Dampaknya
adalah
sistem operasi
atau
bahasa
pemrograman yang dipergunakan tidak tepat, algoritma tidak efisien.
Meskipun berbagai masalah bisa terjadi, prototipe bisa menjadi paradigm yang
efektif
bagi
Software
Engineering.
Kuncinya
adalah
mendefinisikan
aturan
main
pada
saat awal; yaitu pelanggan dan pengembang keduanya harus setuju bahwa prototipe
dibangun untuk berfungsi sebagai mekanisme pendefinisian kebutuhan. Prototipe
kemudian
disingkirkan
(paling
tidak
sebagian),
dan
software aktual
direkayasa
dengan
tertuju kepada kualitas dan kemampuan pemeliharaan.
|