28
c.
Induksi
enzim. Obat
yang
menstimulir pembentukan enzim
hati,
tidak
hanya
mempercepat eliminasinya, tetapi juga mempercepat perombakan obat lain.
d.
Inhibisi
enzim.
Zat
yang
mengganggu fungsi
hati
dan
enzimnya,
seperti
alkohol, dapat
memperkuat daya kerja obat
lain
yang
efek dan
lama kerjanya
tergantung pada enzim tersebut.
2.5.2 Interaksi Obat Dengan Makanan
Adakalanya terjadi
interaksi dari obat dengan bahan
makanan, yang dapat
mempengaruhi
farmakokinetika obat.
Interaksi
obat
terutama
harus
diperhatikan
bila
obat
diberikan
bersamaan
dengan
obat
lain
yang
indeks
terapinya kecil,
sehingga
sedikit
peningkatan kadar plasmanya
sudah dapat
menimbulkan gejala
toksis.
a.
Absorpsi.
Obat
dapat
diikat
oleh
makanan,
sehingga
absorpsinya
di
usus
dapat
diperlambat atau
dikurangi
dan
efeknya
akan
menurun.
Misalnya,
dengan
mengonsumsi makanan
yang
banyak
serat
dapat
mengabsorpsi
obat,
seperti
lovastatin,
sehingga
bioavailabilitas-nya menurun,
sedangkan
serat
sendiri berdaya
menurunkan kolesterol.
Efek sama
terjadi pada digoksin dan
garam
litium.
Contoh
lain
adalah
interaksi
dari
antikoagulansia dengan
sayuran
yang
mengandung vitamin
K,
seperti
bayam,
brokoli
dan
kol
kecil.
Bila
dimakan
terlalu
banyak,
vitamin
K
dapat
mengurangi
efek
antikoagulansia.
|