sebagai yang berlangsung terus-menerus). Ketiga kategori ini kemudian
dijabarkan menjadi 14 macam interprestasi, yakni merek sebagai
logo,instrumen hukum, perusahaan
shorthand, risk reducer, positioning,
kepribadian, serangkaian nilai, visi, penambah nilai, identitas, citra, relasi, dan
evoving entity.
Menurut Durianto (2001 : 69), asosiasi merek adalah segala kesan yang
muncul di benak seseorang yang terkait dengan ingatannya mengenai suatu
merek. Kesan yang terkait merek akan semakin meningkat dengan semakin
banyaknya pengalaman konsumen dalam mengkonsumsi suatu merek atau
dengan semakin seringnya penampakan merek tersebut dalam strategi
komunikasinya, ditambah lagi jika kaitan tersebut didukung oleh suatu jaringan
dari kaitan-kaitan
lain. Berbagai asosiasi merek yang saling berhubungan akan
menimbulkan suatu rangkaian yang disebut Brand Image. Semakin banyak
asosiasi yang saling berhubungan, semakin kuat
Brand
Image yang
dimilikinya. Menurut Aaker dalam Simamora (2002 :31).
Ada 6 Level Pengertian merek menurut Nasution dkk (2006 : 119) :
1.
Atribut : seperti Mercedes memberikan kesan sebagai mobil mahal,
dirancang dan dibuat dengan baik, tahan lama, bergengsi tinggi.
2. Manfaat : tahan lama diartikan sebagai manfaat fungsional, sementara
mahal sebagai manfaat bergengsi.
3. Nilai, kinerja, keamanan, gengsi, dan lain-lain.
4. Budaya, mewakili suatu budaya tertentu yang terorganisir, efisien,
bermutu tinggi.
5. Kepribadian, mencerminkan kepribadian tertentu dari pengguna
merek.
6. Pemakai, menunjukkan siapa pemakai merek tersebut.
|