14
Sunan
Kalijaga.
Dalam
pementasan
wayang,
tokoh
Semar
masih tetap dipertahankan keberadaannya, bahkan peran
aktifnya lebih banyak daripada dalam kisah Sudamala.
Dalam
perkembangan
selanjutnya,
derajat
Semar
semakin
meningkat
lagi. Para pujangga Jawa
dalam karya-karya
sastra mereka
mengisahkan
Semar bukan sekadar
rakyat
jelata biasa, melaikan penjelmaan Batara Ismaya, kakak dari
Batara Guru, raja para dewa.
b.
Gareng
:
Nama
lengkap
dari
Gareng
sebenarnya
adalah
Nala
Gareng,
hanya
saja
masyarakat sekarang
lebih
akrab
dengan sebutan Gareng.
Gareng
adalah
punakawan yang
berkaki
pincang.
Hal
ini
merupakan sebuah sanepa
dari sifat Gareng sebagai kawula
yang selalu
hati-hati dalam bertindak. Selain
itu, cacat
fisik
Gareng yang
lain
adalah
tangan
yang
ciker
atau
patah.
Ini
adalah
sanepa
bahwa
Gareng
memiliki sifat
tidak
suka
mengambil
hak
milik
orang
lain.
Diceritakan
bahwa
tumit
kanannya terkena semacam penyakit bubul.
Dalam suatu
carangan
Gareng
pernah
menjadi
raja
di
Paranggumiwayang
dengan
gelar
Pandu
Pragola.
Saat
itu
dia
berhasil
mengalahkan
Prabu
Welgeduwelbeh
raja
dari
Borneo
yang
tidak
lain
adalah
penjelmaan dari
saudaranya
sendiri yaitu Petruk.
Dulunya, Gareng berujud satria
tampan bernama
Bambang
Sukodadi
dari
pedepokan Bluktiba.
Gareng
sangat
sakti
namun
sombong,
sehingga
selalu
menantang duel
setiap
satria
yang
ditemuinya. Suatu
hari,
saat
baru
saja
menyelesaikan tapanya,
ia
berjumpa
dengan
satria
lain
bernama
Bambang
Panyukilan. Karena
suatu
kesalahpahaman, mereka
malah
berkelahi.
Dari
hasil
perkelahian itu,
tidak
ada
yang
menang
dan
kalah,
bahkan
wajah
mereka
berdua
rusak.
Kemudian
datanglah Batara
Ismaya
(Semar)
yang
kemudian melerai
mereka.
Karena
Batara Ismaya
ini
adalah pamong
para satria Pandawa yang
berjalan
di
atas
kebenaran, maka
dalam
bentuk
Jangganan
Samara
Anta,
dia
(Ismaya)
memberi nasihat
kepada
kedua
satria yang baru saja berkelahi itu.
Karena
kagum oleh
nasihat
Batara
Ismaya,
kedua
satria
itu
minta
mengabdi dan
minta
diaku
anak
oleh
Lurah
Karang
Kadempel, titisan
dewa
(Batara
Ismaya)
itu.
Akhirnya
Jangganan Samara
Anta
bersedia
menerima
mereka,
asal
kedua
satria
itu
mau
menemani dia
menjadi
pamong
para
kesatria
berbudi
luhur
(Pandawa),
dan
akhirnya mereka
berdua
setuju.
Gareng
kemudian diangkat
menjadi
anak
tertua (sulung) dari Semar.
c.
Petruk
:
Petruk
adalah
tokoh
punakawan dalam
pewayangan
Jawa,
di
pihak
keturunan/trah
Witaradya.
|