15
masing-masing
diberi
teman.
Sanghyang
Tunggal
ganti
mengajukan
pertanyaan
berbunyi,
siapa
kawan
sejati
Petruk
tidak disebutkan dalam kitab
Mahabarata.
Jadi
jelas
bahwa
kehadirannya
dalam
dunia
pewayangan
merupakan
gubahan asli Jawa.
Di
ranah Pasundan,
Petruk
lebih dikenal
dengan nama Dawala atau Udel.
Menurut
pedalangan, ia
adalah
anak
pendeta
raksasa
di
pertapaan dan
bertempat di
dalam
laut
bernama
Begawan
Salantara. Sebelumnya ia
bernama
Bambang
Pecruk
Panyukilan.
Ia
gemar
bersenda gurau,
baik
dengan
ucapan
maupun tingkah laku dan
senang berkelahi. Ia seorang yang
pilih
tanding/sakti
di
tempat
kediamannya dan
daerah
sekitarnya. Oleh karena
itu
ia
ingin berkelana
guna
menguji
kekuatan dan kesaktiannya.
Di
tengah
jalan
ia bertemu dengan Bambang Sukodadi dari
pertapaan
Bluluktiba
yang
pergi
dari
padepokannya di
atas
bukit,
untuk
mencoba
kekebalannya. Karena
mempunyai
maksud
yang sama,
maka
terjadilah perang tanding. Mereka
berkelahi sangat
lama,
saling
menghantam, bergumul, tarik-
menarik,
tendang-menendang, injak-menginjak,
hingga
tubuhnya
menjadi
cacat dan berubah sama sekali dari wujud
aslinya
yang
tampan.
Perkelahian ini
kemudian
dipisahkan
oleh
Smarasanta (Semar)
dan
Bagong
yang
mengiringi
Batara
Ismaya.
Mereka diberi
petuah
dan
nasihat
sehingga
akhirnya
keduanya
menyerahkan diri
dan
berguru
kepada
Smara/Semar dan
mengabdi
kepada
Sanghyang
Ismaya.
Demikianlah
peristiwa
tersebut
diceritakan dalam
lakon
Batara Ismaya Krama.
Karena perubahan wujud
tersebut masing-masing
kemudian
berganti
nama. Bambang Pecruk Panyukilan menjadi
Petruk, sedangkan Bambang Sukodadi menjadi Gareng.
d.
Bagong :
Ki
Lurah Bagong adalah
nama salah satu tokoh
punakawan
dalam
kisah
pewayangan
yang
berkembang
di
Jawa Tengah dan Jawa Timur. Tokoh ini dikisahkan sebagai
anak bungsu Semar. Dalam pewayangan
Sunda juga
terdapat tokoh panakawan
yang identik dengan Bagong,
yaitu
Cepot
atau
Astrajingga.
Namun
bedanya,
menurut
versi
ini,
Cepot
adalah
anak
tertua
Semar.
Dalam
wayang
banyumasan Bagong lebih dikenal dengan sebutan Bawor.
Beberapa versi menyebutkan bahwa, sesungguhnya Bagong
bukan anak kandung Semar. Dikisahkan Semar
merupakan
penjelmaan seorang dewa bernama
Batara Ismaya
yang
diturunkan
ke
dunia
bersama
kakaknya,
yaitu
Togog
atau
Batara Antaga
untuk
mengasuh keturunan adik
mereka,
yaitu Batara Guru.
Togog
dan
Semar
sama-sama
mengajukan permohonan
kepada ayah
mereka,
yaitu Sanghyang Tunggal, supaya
|