20
Yudistira.
Menjelang akhir
hidupnya,
ia
melakukan
perjalanan suci
bersama
para
Pandawa
ke
gunung
Himalaya.
Di
sana
ia
meninggal
dan
mendapatkan surga.
Dalam
pewayangan
Jawa,
dua
putranya
yang
lain
selain
Gatotkaca
ialah Antareja dan Antasena.
3. Arjuna
Arjuna
merupakan putra
bungsu
Kunti
dengan
Pandu.
Namanya
(dalam
bahasa
Sansekerta) memiliki
arti
"yang
bersinar",
"yang
bercahaya".
Ia
merupakan
penjelmaan
dari
Dewa Indra, Sang Dewa perang. Arjuna
memiliki kemahiran
dalam
ilmu
memanah dan
dianggap
sebagai
ksatria
terbaik
oleh
Drona.
Kemahirannnya dalam
ilmu
peperangan
menjadikannya
sebagai
tumpuan
para
Pandawa
agar
mampu
memperoleh kemenangan saat
pertempuran akbar
di
Kurukshetra. Arjuna memiliki banyak nama panggilan,
seperti
misalnya
Dhananjaya
(perebut
kekayaan
karena
ia
berhasil
mengumpulkan upeti
saat
upacara
Rajasuya
yang
diselenggarakan
Yudistira);
Kirti
(yang
bermahkota
indah
karena
ia
diberi
mahkota
indah
oleh
Dewa
Indra
saat
berada
di
surga);
Partha
(putera
Kunti
karena
ia
merupakan putra
Perta
alias
Kunti).
Dalam
pertempuran di
Kurukshetra, ia
berhasil
memperoleh kemenangan dan
Yudistira
diangkat
menjadi
raja.
Setelah
Yudistira mangkat, ia
melakukan
perjalanan
suci
ke
gunung
Himalaya
bersama
para
Pandawa
dan
melepaskan segala
kehidupan
duniawai.
Di
sana
ia
meninggal dalam perjalanan dan mencapai surga.
4. Nakula
Nakula
merupakan salah
satu
putera
kembar
pasangan
Madri
dan
Pandu.
Ia
merupakan penjelmaan Dewa
kembar bernama
Aswin,
Sang
Dewa
pengobatan. Saudara kembarnya bernama
Sadewa,
yang
lebih kecil
darinya, dan
merupakan penjelmaan
Dewa
Aswin
juga.
Setelah
kedua
orangtuanya meninggal,
ia
bersama adiknya diasuh
oleh
Kunti,
istri
Pandu
yang
lain.
Nakula
pandai
memainkan senjata
pedang.
Dropadi
berkata
bahwa
Nakula
merupakan pria
yang
paling
tampan
di
dunia
dan
merupakan
seorang
ksatria
berpedang
yang
tangguh.
Ia
giat
bekerja
dan
senang
melayani
kakak-kakaknya. Dalam
masa
pengasingan
di
hutan,
Nakula
dan
tiga
Pandawa
yang
lainnya
sempat
meninggal karena
minum
racun,
namun
ia
hidup
kembali
atas
permohonan
Yudistira. Dalam
penyamaran di
Kerajaan
Matsya
yang
dipimpin
oleh
Raja
Wirata,
ia
berperan
sebagai
pengasuh
kuda.
Menjelang akhir
hidupnya, ia
mengikuti pejalanan
suci
ke
gunung
Himalaya
bersama
kakak-kakaknya. Di
sana
ia
meninggal
dalam
perjalanan dan arwahnya mencapai surga.
5. Sadewa
|