6
Masuknya
agama
Islam
pada
abad
ke-15
membawa perubahan besar
terhadap kehidupan
masyarakat Indonesia, termasuk
juga wayang.
Dalam agama
Islam,
penggambaran dari
mahluk
hidup
dilarang, oleh
karena
itu,
bentuk
wayang
yang
semula
realistik
dan
proporsional
,
diperbaharui
oleh
para
Wali
dan pujangga Jawa sehingga
mengalami
stilasi
menjadi bentuk
imajinatif seperti
sekarang ini.
Pada
masa
itu,
wayang
digunakan
sebagai
digunakan sebagai
sarana
dakwah
Islam.
Fungsi
wayang
bergeser dari
ritual
agama,
menjadi
sarana
pendidikan, dakwah, penerangan, dan komunikasi massa. Fungsi dan peranan
ini
terus berlanjut hingga dewasa ini.
Jadi bisa kita simpulkan bahwa wayang
merupakan suatu karya seni
yang
mampu
mengikuti perkembangan
zaman. Wayang saat
ini tidaklah sama dengan
wayang pada
masa
lampau, dan
wayang
masa
depan,
tidaklah sama
dengan
wayang
masa
kini.
Hal
ini
disebabkan wayang
memiliki
landasan
yang
kokoh,
yaitu hamot , hamong, dan hamemangkat.
Hamot sendiri berarti keterbukaan menerima pengaruh dan
masukan baik
dari
dalam
maupun
luar.
Hamong
adalah
kemampuan
untuk
menyaring
unsur
yang
baru
dan
sesuai dengan nilai
yang
ada.
Dan
Hamemangkat
berarti
perubahan
dari
suatu
nilai
menjadi
nilai
baru
yang
melalui
suatu
proses
yang
panjang dan dapat dicerna secara cermat.
Untuk
itulah
,
banyak
budayawan
yang
mengatakan bahwa
kesenian
wayang
merupakan
suatu
kebudayaan yang
terus
berkembang dan
setia
pada
misinya
dan
fungsi
yang
diembannya, yaitu
sebagai
sarana
penerangan,
pendidikan, dan komunikasi massa.
Pada titik
inilah, wayang kemudian
menjadi pertunjukan yang telah
diakui oleh UNESCO pada tanggal 7 November 2003, sebagai karya kebudyaan
yang
mengagumkan dalam
bidang
cerita
narasi
dan
warisan
yang
indah
dan
sangat berharga (masterpiece of oral and intangible heritage of humanity)
BAB II Jenis-Jenis Wayang
A.
Wayang kulit :
Apa
wayang
kulit
itu?
Wayang
kulit
adalah
seni
tradisional
Indonesia,
terutama
berkembang di
Jawa
dan
di
sebelah
timur
semenanjung
Malaysia,
seperti
di
Kelantan
dan
Terengganu. Wayang
kulit
dimainkan
oleh
seorang
dalang
yang
juga
menjadi
narrator
dialog
tokoh-tokoh wayang,
dengan
iringan
musik
gamelan
yang
dimainkan sekelompok
nayaga
dan
tembang
yang
dinyanyikan oleh para pesinden.
Dalang
memainkan wayang
kulit di
balik kelir,
yaitu
layar
yang
terbuat
dari
kain
putih,
sementara
di
belakangnya disorotkan
lampu
listrik
atau
lampu
minyak
(blencong), sehingga para penonton yang berada di sisi
lain
layar dapat
melihat
bayangan
wayang
yang
jatuh
ke
kelir.
Untuk
dapat
memahami cerita
wayang
(lakon),
penonton
harus
memiliki
pengetahuan
akan
tokoh-tokoh
wayang yang bayangannya tampil di layar.
Secara
Umum,
wayang
mengambil
cerita
dari
naskah
Mahabharata dan
Ramayana, tetapi
tak
dibatasi
hanya
dengan
pakem
(standar)
tersebut.
Sebab,
seorang dalang atau biasa dipanggil ki dalang juga bisa
memainkan lakon
|