10
Wayang
beber
adalah
wayang
yang
muncul
dan
berkembang
di
jawa
pada
masa
pra-Islam dan
masih berkembang daerah-daerah
tertentu di
Pulau
Jawa. Dinamakan wayang beber karena berupa
lembaran-lembaran (beberan)
yang dibentuk
menjadi tokoh-tokoh dalam cerita wayang, baik Mahabharata
maupun Ramayana.
Konon,
wayang
beber
ini
dimodifikasi bentuk
oleh
para
wali
menjadi
wayang
kulit
dengan
bentuk-bentuk yang
bersifat
ornament
yang
dikenal
sekarang. Kata
para
wali,
ajaran
Islam
mengharamkan bentuk
gambar
mahluk
hidup
(manusia
dan
hewan).
Wayang
hasil
modifikasi
para
wali
inilah
yang
dipergunakan
untuk
menyebarkan ajaran
islam
dan
yang
kita
kenal sekarang.
Yang
menarik, wayang
beber
yang
pertama
(yang
masih
asli)
sampai
sekarang bisa
dilihat.
Wayang
beber
yang
asli
ini
bisa
dilihat
di
daerah
Donorojo,
Pacitan.
Wayang
ini
dipegang
oleh
seseorang
yang
secara
turun
temurun
dipercaya
memeliharanya dan
tidak
akan
dipegang oleh
orang
dari
keturunan yang
berbeda.
Sebab,
ada
sebuah
amanat
luhur
yang
harus
dipelihara. Selain di
Pacitan, sampai sekarang
masih
tersimpan dengan baik
dan
masih
dimainkan di
dusun
Gelaran
Desa
Bejiharjo, Karang
mojo,
Gunungkidul.
E. WAYANG GUNG
Wayang gung adalah sejenis kesenian wayang orang pada suku banjar di
Kalimantan Selatan.
F. WAYANG TIMPLONG
Wayang
timlpong
merupakan kesenian tradisional
yang konon
mulai ada
sejak
tahun
1910
dari
dusun
Kedung
Bajul,
Desa
Jetis,
Kecamatan Pace,
Provinsi
Jawa
Timur.
WAyang ini
terbuat
dari
kayu,
baik
kayu
waru,
mentaos, maupun pinus.
Wayang
ini
menarik
karena
menggunakan
instrument
gamelan
sebagai
musik
pengiring. Sangat
sederhana, yaitu
hanya
terdiri
dari
gambang
yang
terbuat dari kayu atau bamboo, ketuk kenong, kempul dan kendang.
G. WAYANG POTEHI
Wayang
potehi
adalah
wayang
boneka
yang
terbuat
dari
kain.
Wayang
ini
merupakan
salah
satu
kesenian
kebudayaan gabungan
Tionghoa-
Indonesia. Potehi
berasal
dari
kata
poo
(kain),
tay
(kantung), dan
hie
(wayang). Sang
dalang
akan
memasukkan
tangan
mereka
ke
dalam
kain
tersebut dan
memainkannya
layaknya jenis
wayang
lain.
Kesenian
ini
sudah
berumur sekitar 3000 tahun dan berasal dari daratan Cina asli.
Diperkirakan, jenis
kesenian
ini
sudah
ada
pada
masa
Dinasti Jin,
yaitupad abad ke-3
sampai
dengan
abad ke-5
Masehi dan
berkembang pada
masa
Dinasti
Song
di abad
ke-10
hingga
ke-13
masehi.
Wayang
potehi
masuk
ke
Indonesia
(dulu
nusantara)
melalui
orang-orang Tionghoa
yang
masuk ke Indonesia di sekitar abad ke-16 sampai abad ke-19. Bukan sekedar
seni pertunjukan, wayang potehi, bagi keturunan Tiong
Hoa,
memiliki
fungsi
social serta ritual. Tidak berbeda dengan wayang-wayang lain di Indonesia.
Alat musik wayang potehi terdiri atas gambreng,
sulibng, gwik gim
(gitar),
rebab,
tambur,
terompet, dan
bek
to.
Alat
terakhir ini
berbentuk
silinder
sepanjang
lima
sentimeter,
mirip
kentongan
kecil
penjual
bakmi,
|